Fenomena Bubble Burst Mengharuskan Para Pencari Kerja Tahan Banting

Berita Utama, Ekonomi265 Dilihat

Bisnismetro.id, JAKARTA – Tidak hanya bagi para pekerja, para pencari pekerjaan juga sedang ketakutan dengan sebuah fenomena yang disebut Bubble Burst. Mereka bisa melangkah ke sebuah perusahaan dengan mudah, tetapi mereka juga bisa hengkang dalam waktu cepat dan terjadi secara mendadak.

Hal itu berakar dari keuangan perusahaan yang kian menyusut, sehingga perusahaan memilih untuk melakukan PHK secara besar-besaran untuk menjaga perusahaan tetap bertahan.

Sama seperti artinya dalam Bahasa Indonesia, fenomena Bubble Burst diartikan sebagai ledakan sebuah gelembung. Gelembung yang dimaksud dalam istilah ini adalah sebuah perubahan cepat dari lonjakan menuju penurunan nilai aset perusahaan yang terjadi secara dratis.

Sebuah perusahaan bisa mengalami kondisi ekonomi yang meningkat tajam, tetapi berakhir dengan penurunan yang pesat. Kondisi sedang ramai diperbincangkan bahkan terjadi di berbagai industri startup.

Dari sisi calon pekerja dan karyawan, fenomena bubble burst ini harus disikapi dengan penuh kewaspadaan. Ahmad Mawardi, Talent Acquisition di MNC Bank menyampaikan kiat penting yang harus diperhatikan bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan. Menurutnya, ada beberapa poin yang acap kali dilupakan saat mencari pekerjaan.

“Tidak sedikit orang yang mengabaikan kualifikasi pekerjaan, padahal hal itu penting di samping pengalaman kerja dan kompetensi yang spesifik,” kata Ahmad dalam webinar bersama Sampoerna University Bright Future Talks yang mengangkat tema Be A Resilient Talent in Bubble Burst Era.

Ahmad menyampaikan memiliki kompetensi, kepercayaan diri, dan koneksi yang baik akan membuat seorang pekerja tidak rentan dari mengerikannya Bubble Burst yang kerap kali berujung PHK.

Setidaknya seorang calon pekerja harus memiliki kompetensi lebih dan kemuaan yang tinggi sehingga perusahaan berpikir ulang untuk memecat karyawan terbaiknya. Untuk itu, Ahmad juga menyarankan para pekerja untuk tidak berdiam di zona nyaman.

“Ada baiknya pekerja meningkatkan kualitas kerja mulai dari semangat, skill interpersonal, hingga personal branding yang sangat berarti besar di era digital seperti sekarang,” lanjut Ahmad. Dua hal lain yang tak kalah penting untuk ditingkatkan adalah kemuan bereksplorasi dan selalu up date dengan perkembangan zaman, di samping pentingnya menjada konsistensi dan displin diri.

Untuk menjadi generasi yang tak gentar dari fenomena bubble burst, Ahmad menyarankan untuk tiap pekerja fokus pada skill khusus dengan cara memperkuat kualifikasi khusus tersebut. “Selalu up date skill kita dalam hal-hal yang spesifik. Geluti skill khusus tersebut terutama yang banyak diminati saat ini. Karena memiliki skill khusus di era bubble burst ini menjadi salah satu cara kita tahan gempuran dari fenomena tersebut,” katanya.

Selain memiliki pemikiran yang terbuka serta memperkaya pengalaman, hal yang tak kalah penting dan jarang diperhatikan adalah memperhatikan sikap dan penampilan serta personal branding yang baik di jagat maya. “Cara membangun personal branding di era digital dengan cara memperbaiki akun media sosial seperti Instagram atau Linkedin yang membawa hal-hal positif,” tutupnya.(***)