Hasbi Anshory: Negara Hadir Siapkan Warganya Hadapi Revolusi Industri 4.0

Bisnismetro.id, JAKARTA  – Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, mengatakan, negara hadir dalam menyiapkan warganya untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Salah satunya, kata dia, dengan menyiapkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) untuk menjaga keamanan dan privasi warga.

Hasbi menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Kemkominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Revolusi Industri 4.0 dan Masa Depan Privasi”, Kamis (2/6/2022).

“Revolusi industri 4.0 juga dikenal internet of things. Masalah keamanannya dapat membahayakan pengguna. Dibutuhkan teknik mitigasi yang ampuh terkait keamanan, termasuk mempercepat penyelesaian RUU PDP,” kata Hasbi.

Ia menjelaskan, karakter revolusi industri 4.0 yakni inovasi semua bidang kehidupan, berlomba-lomba menghasilkan ragam inovasi, dan automasi. Hal itu, menurutnya, banyak pekerjaan yang mengubah peran manusia dan digantikan dengan mesin.

“Seperti dulu masuk jalan tol ada penjaganya. Sekarang sudah tidak lagi. Kemudian transformasi teknologi begitu cepat,” ujarnya.

Hasbi mengatakan, banyak manfaat dari revolusi industri 4.0 ini, di antaranya kemudahan dalam akses internet, efektivitas dalam bidang produksi, dapat meningkatkan pendapatan nasional, dan peningkatan peluang kerja bagi tenaga ahli.

Namun, menurut dia, ada juga dampak negatif seperti lebih rentan serangan siber, butuh biaya besar dalam investasi alat dan pekerja, adanya urbanisasi, dan berdampak pada lingkungan.

“Untuk menjamin privasi adalah manajemen identitas, otentikasi dan otorisasi. Untuk menjamin privasi pengguna harus memiliki kontrol penuh,” ujarnya.

Sementara, narasumber lainnya, Dosen FEB Universitas Jambi, Erni Achmad, menyoroti soal keprivasian di Indonesia yang menjadi kekhawatiran seiring pesatnya teknologi di era revolusi industri 4.0. Menurutnya, revolusi ini dibangun atas revolusi internet, di mana prinsipnya adalah menghadirkan bantuan teknis.

“Pekerjaan-pekerjaan berat terbantu dengan adanya internet of things ini. Manfaatnya terutama memiliki potensi untuk memberdayakan individu dan masyarakat,” kata Erni.

“Saya sebagai dosen bisa membuat konten-konten YouTube yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa atau masyarakat umum. Selanjutnya mengurangi tingkat eror. Kemudian meningkatnya efisiensi produksi. Orang bisa bekerja secara efisien. Sistem yang digunakan lebih canggih dan bisa dikontrol,” lanjutnya.

Adapaun tantangannya, menurut Erni yakni ada dari segi ekonomi, sosial, politik dan teknis. Menurutnya, inovasi menjadi kebutuhan awal, di mana orang-orang yang kreatif bisa menempatkan diri di awal untuk mengambil peluang.

“Kemudian masalah sosial ini banyak seperti bergesernya nilai-nilai sosial,” ujarnya.

“Revolusi industri 4.0 sudah banyak kita lihat hari ini. Berbagai macam kebutuhan kita sudah menggunakan bantuan teknologi. Siap tidak siap kita harus siap karena kita sudah masuk di dalamnya revolusi industri 4.0 ini,” tandasnya.(***)