Kronologi Tragedi Halloween Itaewon, Penyebab dan 7 Fakta Pentingnya

Dua orang WNI dilaporkan menjadi korban tragedi Halloween di Itaewon

Bisnismetro.id, ITAEWON,KORSEL – Tragedi Halloween di Itaewon, Seoul Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu (29/10) malam menjadi malam kelam. Laporan terbaru yang dimuat Reuters menyebutkan jumlah korban meninggal tragedi Halloween Itaewon sebanyak 153 orang.

Peristiwa itu terjadi setelah orang-orang yang didominasi kelompok muda berbondong ke distrik Itaewon Seoul untuk perayaan Halloween. Pesta ini menjadi yang pertama setelah tiga tahun pembatasan akibat pandemi.

 

Sehari Sebelum Tragedi Halloween Itaewon

Reuters menulis dua puluh empat jam sebelum tragedi suasana di Itaewon sudah mulai padat. Eskalasi kerumunan meningkat jauh dari biasa. Petugas keamanan juga sudah menunjukkan adanya tanda peringatan bahwa perayaan itu menarik banyak orang dan bisa menjadi berbahaya.

Pada Jumat malam, seorang saksi mata Reuters melihat kerumunan orang di daerah itu berjejalan di pameran jalanan Halloween. Mereka memadati stan untuk melukis wajah dan menjual permen dan kostum.

 

Malam Nahas Tragedi Halloween Itaewon

Berdasarkan laporan pejabat setempat, tidak ada satupun acara terorganisir yang menarik ribuan orang berbondong ke gang sempit di Itaewon. Namun postingan media sosial menunjukkan klub malam dan bar mengiklankan acara dan promosi Halloween. Juga ada acara kolaborasi di beberapa klub terpanas untuk pertunjukan khusus.

Hingga saat ini, pejabat berwenang masih menyelidiki apa yang mendorong kerumunan melonjak. Namun, sejumlah saksi dan rekaman dari media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan di jalan-jalan untuk beberapa blok di sekitar gang di mana banyak kematian terjadi.

Tepat sebelum pukul 10:20 malam kekacauan meletus. Polisi dilaporkan berjuang untuk mengendalikan massa. Pada saat kekacauan meletus, orang-orang berduyun ke satu gang yang sangat sempit dan miring. Gang itu dengan cepat menjadi penuh sesak sehingga tak menyisakan ruang gerak.

Rekaman media sosial menunjukkan beberapa orang mencoba memanjat sisi bangunan untuk menghindari tekanan yang meningkat. Sementara yang lainnya berteriak, menangis dan mengutuk.

“Ketika orang-orang di puncak gang yang curam terjatuh, itu membuat orang-orang di bawah mereka terguling,” ujar saksi mata seperti ditulis Reuters.

Seorang mahasiswa dari Prancis yang tak mau menyebutkan nama demi menghindari trauma mengatakan bahwa ia tersangkut di antara kerumunan selama satu setengah jam.

“Saya ingin pergi ke tempat yang aman tapi itu tidak mungkin,” katanya kepada Reuters. “Saya hanya didorong oleh semua orang dan saya tidak bisa melakukan apa-apa.”

Mahasiswa Prancis itu mengatakan dia keluar dengan rasa sakit di dada dan pergelangan kaki yang terluka, Meski begitu, ia lebih merasa kasihan melihat mereka yang terbunuh atau terluka lebih parah.

 

Pengendalian Massa Tragedi Halloween Itaewon

Sebelum peristiwa, pejabat berwenang memperkirakan hingga 100 ribu orang akan bergabung dalam perayaan itu. Tetapi mereka menyatakan tidak perlu mengerahkan lebih banyak petugas ke daerah itu. Saksi mata mengatakan sulit untuk mendeteksi kehadiran polisi di antara kerumunan orang.

“Banyak orang berkumpul untuk Halloween setiap tahun tetapi ada begitu banyak tadi malam, jauh lebih banyak daripada sebelum COVID. Saya tidak dapat mengidentifikasi siapa yang polisi dan siapa yang bukan polisi di antara kerumunan itu,” kata seorang wanita berusia 20-an yang tinggal di sekitar Itaewon.

Seorang saksi mata lainnya mengatakan jumlah pengamanan di lokasi tidak cukup memadai. “Saya pikir tidak ada persiapan untuk ini, yang menyebabkan bencana ini.”

Rekaman media sosial menunjukkan barang-barang pribadi dan puing berserakan di lokasi kejadian. Petugas pemadam kebakaran memberikan CPR kepada orang yang tergeletak di jalan. Polisi berjuang untuk menahan kerumunan.

 

Sehari Sebelum Tragedi Halloween Itaewon

Reuters menulis dua puluh empat jam sebelum tragedi suasana di Itaewon sudah mulai padat. Eskalasi kerumunan meningkat jauh dari biasa. Petugas keamanan juga sudah menunjukkan adanya tanda peringatan bahwa perayaan itu menarik banyak orang dan bisa menjadi berbahaya.

Pada Jumat malam, seorang saksi mata Reuters melihat kerumunan orang di daerah itu berjejalan di pameran jalanan Halloween. Mereka memadati stan untuk melukis wajah dan menjual permen dan kostum.

 

Malam Nahas Tragedi Halloween Itaewon

Berdasarkan laporan pejabat setempat, tidak ada satupun acara terorganisir yang menarik ribuan orang berbondong ke gang sempit di Itaewon. Namun postingan media sosial menunjukkan klub malam dan bar mengiklankan acara dan promosi Halloween. Juga ada acara kolaborasi di beberapa klub terpanas untuk pertunjukan khusus.

Hingga saat ini, pejabat berwenang masih menyelidiki apa yang mendorong kerumunan melonjak. Namun, sejumlah saksi dan rekaman dari media sosial menunjukkan orang-orang berdesakan di jalan-jalan untuk beberapa blok di sekitar gang di mana banyak kematian terjadi.

Tepat sebelum pukul 10:20 malam kekacauan meletus. Polisi dilaporkan berjuang untuk mengendalikan massa. Pada saat kekacauan meletus, orang-orang berduyun ke satu gang yang sangat sempit dan miring. Gang itu dengan cepat menjadi penuh sesak sehingga tak menyisakan ruang gerak.

Rekaman media sosial menunjukkan beberapa orang mencoba memanjat sisi bangunan untuk menghindari tekanan yang meningkat. Sementara yang lainnya berteriak, menangis dan mengutuk.

“Ketika orang-orang di puncak gang yang curam terjatuh, itu membuat orang-orang di bawah mereka terguling,” ujar saksi mata seperti ditulis Reuters.

Seorang mahasiswa dari Prancis yang tak mau menyebutkan nama demi menghindari trauma mengatakan bahwa ia tersangkut di antara kerumunan selama satu setengah jam.

“Saya ingin pergi ke tempat yang aman tapi itu tidak mungkin,” katanya kepada Reuters. “Saya hanya didorong oleh semua orang dan saya tidak bisa melakukan apa-apa.”

Mahasiswa Prancis itu mengatakan dia keluar dengan rasa sakit di dada dan pergelangan kaki yang terluka, Meski begitu, ia lebih merasa kasihan melihat mereka yang terbunuh atau terluka lebih parah.

 

Pengendalian Massa Tragedi Halloween Itaewon

Sebelum peristiwa, pejabat berwenang memperkirakan hingga 100 ribu orang

Tragedi Halloween Itaewon tidak hanya menyebabkan 153 korban meninggal dan puluhan lainnya mengalami luka. Berdasarkan laporan yang masuk kepada pihak berwenang, hingga Minggu (30/10) terdapat 355 laporan orang hilang.

Menurut laporan Karebo, Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Kota Seoul telah menerima 44 laporan langsung yang mengabarkan informasi orang hilang. Sedangkan 311 informasi orang hilang lainnya diterima melalui layanan panggilan darurat.

Dua WNI jadi Korban Tragedi Halloween Itaewon Kedutaan Besar RI di Seoul mengabarkan terdapat dua WNI yang menjadi korban dari tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan Sabtu (29/10) malam. Kabar ini sekaligus mengoreksi pernyataan sebelumnya yang menyebut tidak ada WNI yang menjadi korban.

“WNI berinisial AR telah dirawat di Korea University Anam Hospital akibat kejadian di Itaewon semalam (29/10),” ujar KBRI Seoul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (30/10) seperti dikutip dari Antara.

Saat ini WNI AR telah keluar dari RS. KBRI Seoul mengatakan kondisi AR dalam keadaan baik. Sementara itu, satu orang WNI lainnya dengan inisial CA juga telah menerima perawatan di rumah sakit Seobuk atas luka ringan yang dideritanya.

“CA telah kembali ke kediamannya pada Sabtu malam,” ujar KBRI Seoul.

 

Tragedi Halloween Itaewon jadi Hari Berkabung Nasional

Menanggapi hal ini, Presiden Yoon Suk Yeol telah mengadakan rapat darurat dan memerintahkan aksi cepat tanggap kepada seluruh jajarannya untuk mengevakuasi para korban. Berbagai upaya juga dilakukan untuk mencegah terjadinya korban tambahan dan menjaga situasi di lokasi kejadian.

Presiden Yoon Suk Yeol juga mengeluarkan pengumuman masa berkabung nasional sampai batas waktu yang tidak ditentukan Ia pun menyampaikan duka dan belasungkawa kepada seluruh korban dan keluarga yang ditinggal. Pemerintah Korea Selatan pun mengumumkan masa berkabung nasional dan menetapkan tragedi Itaewon sebagai fokus utama di pemerintahan.

“Hati saya turut berduka cita anggota keluarga korban, yang patah hati karena kehilangan orang yang dicintai.” kata Presiden Yoon Suk Yeol.

Gambar-gambar di media sosial memperlihatkan ratusan orang, yang memadati gang sempit dan miring itu, terjepit serta tidak bisa bergerak. Sementara itu, para petugas penanganan darurat serta kepolisian berupaya untuk membebaskan mereka dari himpitan.

Gambar-gambar lain menunjukkan keadaan kacau ketika para petugas damkar dan warga menangani puluhan orang yang tampaknya tidak sadarkan diri. Sejumlah warga asing berada di antara para korban yang dibawa ke rumah-rumah sakit terdekat.

Seorang saksi mata Reuters mengatakan kamar jenazah didirikan di sebuah gedung di seberang lokasi kejadian. Masih menurut saksi mata itu, korban tewas kemudian terlihat diangkut dengan tandu-tandu beroda dan dipindahkan ke sebuah gedung pemerintah untuk diidentifikasi.

Pesta Halloween itu merupakan yang pertama kalinya digelar dalam tiga tahun, setelah Korea Selatan mencabut pembatasan COVID-19 dan larangan berkumpul. Itaewon merupakan distrik yang populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan pengunjung asing.(***)