Sesjen Wantanmas RI Pimpin Rapat Perubahan Wantannad jadi Wankamnas

Nasional170 Dilihat

Bisnismetro.id, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) RI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos, S.H, M.H, M.Tr Opsla memimpin rapat Revitalisasi Dewan Ketahanan Nasional, Rabu (14/9/2022).

“Perkembangan dan isu keamanan saat ini sudah mulai berubah. Yang tadinya terpusat pada perlindungan terhadap negara yang berkaitan dengan masalah kedaulatan dan mengedepankan militer, namun setelah perang dunia kedua, penjajahan dan penguasaan wilayah sudah tidak lazim lagi sehingga keamanan sudah terkonsentrasi pada masalah manusia (people center security), dan aktornya adalah non-militer,” ujar Sesjen Wantannas saat membuka acara di ruang Situation Room Lantai 5B, Kantor Setjen Wantannas.

“Saat ini keamanan sudah terorientasi pada state and human security, dan negara – negara lain memahami ini dan memahami persoalan – persoalan keamanan nasional ini dengan membentuk Dewan Keamanan Nasional,” ujarnya.

Siapapun presiden yang terpilih di Indonesia, pasti akan memanggil Sesjen Wantannas untuk meminta penjelasan seperti apa situasi keamanan saat ini dan apa yang harus dikerjakan. Selanjutnya presiden akan merencanakan strategi keamanan selama memimpin.

Berbagai betuk sosialisasi perubahan Wantannas menjadi Wankamnas sudah banyak dilakukan mulai dari FGD, audiensi, serta koordinasi dengan kementerian dan lembaga.

Dalam acara yang sama, Sekretaris Pokja Revitalisasi Wantannas Kolonel Tek Dr. B.D.O Siagian, S.E., M.Si. (Han) mengatakan pentingnya negara membentuk National Securtiy Council (NSC).

“Di dunia ini, hampir tidak ada negara yang tidak punya NSC. Bahkan Timor Timur yang baru merdeka pun punya NSC. Artinya di semua negara, bisa dipastikan negara yang demokrasi dan maju pasti punya NSC karena dibutuhkan oleh sebuah negara demokrasi, agar pengambilan keputusan yang dilakukan oleh presiden tidak menjadi otoriter, tapi berdasarkan suatu diskusi yang melibatkan banyak pihak,” ujar Siagian.

Munculnya NSC karena adanya spectrum ancaman. Awalnya negara-negara menganggap yang bisa menghancurkan negara adalah hanya militer. NSC terbentuk berawal dari serangan dadakan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat yang tengah berlabuh di Pangkalan AL Pearl Harbor, Hawaii, pada hari Minggu pagi, 7 Desember 1941.

Pada saat itu Presiden Amerika Serikat kesulitan berkoordinasi dan bersinergi serta tidak adanya sekretariat yang mengkaji secara mendalam sebuah persoalan yang bisa diputuskan bersama. Oleh sebab itu, dibentuklah sebuah council.

Pembahasan Revitalisasi Wantannas berlangsung selama dua hari hingga Kamis (15/9/2022) dan dihadiri oleh Ketua Penasehat Ahli Kapolri, Guru Besar Studi Keamanan Unpad dan Lembaga Swadaya Masyarakat.(***)