Bisnismetro.id, JAKARTA – Rombongan private VIP dari Jamaah Umroh Hype mengalami serangkaian kendala yang sangat mengecewakan selama perjalanan suci mereka akibat masalah teknis yang dialami Saudia Airlines. Alih-alih menikmati pengalaman yang damai dan penuh berkah, rombongan justru menghadapi ketidaknyamanan yang signifikan. Kejadian bermula pada Kamis, 20 Februari, pukul 16:20 waktu setempat, ketika rombongan telah berada di dalam pesawat Saudia Airlines yang dijadwalkan berangkat dari Madinah menuju Jakarta.
Setelah menunggu hingga pukul 20:00 waktu setempat, diumumkan bahwa terjadi kerusakan pada pesawat, yang mengharuskan seluruh penumpang untuk turun. Sebagai kompensasi, pihak maskapai memberikan akomodasi hotel per grup rombongan.
Rombongan private VIP Jamaah Umroh Hype mendapatkan konfirmasi dari Saudia Airlines disediakan 10 kamar di Hotel How Inn Madinah untuk total 19 Jamaah.
adalah ruang kerja General Manager, yang telah disiapkan seadanya menjadi kamar dengan tiga kasur. Kamar tersebut juga ditempati oleh orang lain di luar rombongan, termasuk orang Arab yang tidak dikenal, sehingga privasi sangat terganggu. Kondisi kamar sangat jauh dari standar yang layak, apalagi untuk seorang pejabat publik. Ironisnya, salah satu anggota rombongan lainnya ada yang tidak mendapatkan kamar, sempat diarahkan untuk bermalam di ruang Gym hingga terpaksa menghabiskan malam di lobi hotel.
Keesokan paginya, Jumat, 21 Februari 2025, rombongan mengalami kurangnya informasi dari Saudia Airlines mengenai jam keberangkatan, bahkan terdapat peserta rombongan yang tidak menerima info perihal jam keberangkatan dari hotel menuju bandara.
Mereka hanya diberi waktu kurang lebih 20 menit untuk makan pagi sebelum bergegas menuju bandara. Hal ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan oleh Saudia Airlines sangat tidak memadai dan tidak nyaman bagi para penumpang.
“Pengalaman umroh kali ini sangat jauh dari ekspektasi kami,” ujar Bapak Mohamad Ridwan.
“Kejadian ini bukan hanya soal keterlambatan, tetapi juga tentang kurangnya perhatian dan antisipasi dari pihak Saudia Airlines dalam menangani situasi darurat. Menginap di lobi hotel dan kondisi kamar yang tidak memadai, khususnya bagi seluruh anggota rombongan, sungguh mengecewakan. Kami berharap Saudia Airlines dapat belajar dari pengalaman ini dan meningkatkan standar pelayanannya agar kejadian serupa tidak terulang kembali” imbuh Bapak Mohamad Ridwan.
Prioritas utama seharusnya adalah kenyamanan dan keselamatan para penumpang, khususnya yang merupakan jemaah umroh private VIP, dalam situasi yang tidak terduga.
Jamaah private VIP Umroh Hype memahami bahwa kendala operasional dapat terjadi. Namun, pengalaman yang dialami rombongan ini menunjukkan adanya kegagalan signifikan dalam prosedur penanganan situasi darurat oleh Saudia Airlines, khususnya terkait penyediaan akomodasi darurat.
Menginap di lobi hotel dan kondisi kamar yang sangat tidak memadai sama sekali tidak mencerminkan standar layanan yang diharapkan dari sebuah maskapai penerbangan internasional. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen Saudia Airlines terhadap kenyamanan dan kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu, Jamaah private VIP Umroh Hype menekankan pentingnya tanggapan resmi dari Saudia Airlines terkait pengalaman buruk yang dialami.
Kami berharap pihak Saudia Airlines dapat memberikan permintaan maaf secara resmi melalui media, memberikan kompensasi yang layak seperti voucher perjalanan, melakukan evaluasi dan peningkatan terhadap fasilitas dan layanan, serta menjamin transparansi dalam proses penanganan keluhan. Dengan langkah-langkah ini, kami yakin Saudia Airlines dapat memperbaiki citranya dan memastikan kenyamanan bagi semua penumpang di masa mendatang.(Sh)***