Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- Lebih dari 100 massa menggelar aksi demonstrasi di depan gedung baru Beyoutiful Clinic/Space di Jalan Raya Jombang, Parigi Lama, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (25/9/2023).
Massa pedemo merupakan aliansi gabungan dari Ormas dan masyarakat sekitar. Mereka berkumpul sejak siang tadi dengan membawa kelengkapan replika keranda, spanduk, hingga alat pengeras suara.
Sasaran aksi mereka merupakan bangunan gedung komersil milik penyanyi ternama Teuku Adifitrian atau yang biasa disapa Tompi. Salah satu tuntutan para pedemo adalah meminta pemberdayaan sektor lapangan pekerjaan.
“Harapannya kepada semua pengusaha di Pondok Aren, mari kita bekerjasama, libatkan putra wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial,” terang kordinator aksi, Nurul Apriansyah.
Sejatinya tuntutan demo tak hanya itu, tapi juga soal adanya pembetonan di atas aliran kali sebagai akses bagian depan gedung. Menurut pedemo, pembetonan tersebut diduga menyumbat aliran kali.
“Kalau mereka tidak mau bongkar, kita akan melakukan langkah selanjutnya, yakni kita akan bersurat ke wali kota, dan OPD terkait untuk secepatnya ditindak,” tegasnya.
Puluhan personil kepolisian diterjunkan melakukan pengamanan di lokasi.
Tompi sendiri buka suara soal tuntutan dari massa pedemo. Kata dia, gedung baru itu belum operasional sepenuhnya namun sejak bulan lalu sekelompok orang telah berkirim surat meminta pekerjaan.
“Dari beberapa minggu lalu udah mulai kisruh tuh, ngirim surat. Tapi kita nggak tahu nih, kelompok aliansi nya yang mana, karena nggak terdaftar. Saya lihat ada nama-namanya, tapi karena kop nya nggak jelas, pokoknya begitulah ya, kurang refresentatif penyampaiannya,” kata Tompi.
Sebelumnya kata dia, pada hari Sabtu, 23 September 2023 pernah dilaksanakan audiensi antara perwakilan Aliansi Masyarakat Pondok Aren bersatu dengan managemen BEYOUTYFUL CUNIC /SPACE Bintaro di mediatori oleh Polsek Ponok Aren. Hasil audiensi atau mediasi tidak ada titik temu alias deadlock.
“Mereka keberatan waktu itu, mau nya itu OB, kebersihan, Satpam, parkir, di bawah mereka kordinasinya. Saya bilang nggak bisa, ini itu ada kliniknya di sini, ada sistim yang berjalan, masuknya pun harus pakai sistim. Silahkan deh kalau yang mau masukin lamaran, nanti saya kasih rekom. Saya akan kasih rekom ke PT-PT yang udah kerjasama disini, tolong ini diutamain karena ini warga lokal,” imbuhnya.
Sedang soal urusan pembetonan aliran kali, Tompi beralasan kondisi demikian telah terjadi sejak lahan itu ditempati oleh pemilik sebelumnya. Bahkan, informasi yang diperolehnya pembetonan sudah mendapat izin resmi dari pihak terkait dengan sejumlah catatan.
“Saya datang kondisinya udah begitu. Jadi mereka bilang teriak-teriak lo bangun di atas saluran air, bukan saya yang bangun. Dari saya datang dari saya beli tanah ini, dulu kan bekas pom bensin. Area depan itu sudah pernah dibeton, dan saya cek katanya sudah ada surat resmi,” klaim Tompi.
Setelah berorasi, pedemo akhirnya membubarkan diri. Sedang beberapa perwakilan massa hingga kini masih melakukan mediasi dengan pihak kepolisian resort Tangsel.(***)