Bisnis metro.id, KUTA MALAKA – Danramil 23/Kuta Malaka, Kapten Inf Rais, S.A.P., M.P.A. menghadiri kegiatan Mini Lokakarya Tingkat Kecamatan Kuta Malaka Tahun 2025 yang digelar di Kantor Balai Penyuluh KB Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (15/4).
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Camat Kuta Malaka, Kasi Trantib Hufni Azhari; Kapolsek Kuta Malaka, AKP Supriadi; Koordinator Balai KB Kuta Malaka, Nur Zakiah; dan perwakilan dari berbagai instansi terkait seperti Puskesmas, KUA, PKK, serta para penyuluh dan tenaga kesehatan di Kecamatan Kuta Malaka.
Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Cut Mukminah dari Bagian Gizi Puskesmas Kuta Malaka, dilaporkan bahwa pada Maret 2025 terdapat 100 Balita stunting (20%), 69 Balita wasting (14%), dan 135 Balita underweight (27%) dari total 507 Balita yang menjadi sasaran di wilayah Kecamatan Kuta Malaka.
Selain itu, terdapat 8 balita dengan gizi buruk, 5 ibu hamil dengan KEK, dan 3 bayi lahir dengan berat <2.500 gram (BBLR).
Sebagai upaya penanggulangan, telah dilakukan berbagai program intervensi seperti pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berbasis pangan lokal kepada 100 balita dan 10 ibu hamil KEK, pendampingan ASI eksklusif, MP-ASI, kunjungan lapangan, serta pelaksanaan kelas ibu balita dan ibu hamil.
Saat ini, dua desa yaitu Lam Ara Tunong dan Bughu telah menjalankan program Rumoh Gizi Gampong (RGG), sementara 13 desa lainnya masih dalam tahap pemberian PMT berbentuk bahan mentah.
Dalam kesempatan itu, Danramil 23/Kuta Malaka Kapten Inf Rais menegaskan pentingnya ketersediaan data yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan menyusun strategi penurunan stunting yang efektif.
Ia juga menekankan bahwa penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor, bukan hanya beban pemerintah.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam mengimplementasikan Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dan meningkatkan sinergi antar instansi di Kecamatan Kuta Malaka.(Red)***