BisnisMetro,TANGERANG SELATAN- Pemandangan berbeda terlihat pada proyek pedestrian (trotoar) terbaru di Jalan Raya Serpong, tepatnya di depan gerbang SMAN 2 dan SMPN 8 Tangerang Selatan. Proyek yang berada di bawah kewenangan Provinsi Banten ini tampil mencolok dengan kombinasi material hebel dan polesan cat minimalis, namun memicu kritik terkait aksesibilitas.
Pantauan di lokasi pada Minggu (28/12/2025), konstruksi trotoar ini menggunakan susunan batako hebel yang kemudian dilapisi cor semen tipis. Secara visual, trotoar ini tampak “nyentrik” dengan pengecatan abu-abu gelap yang membentuk garis horizontal panjang di sepanjang jalan, diselingi aksen garis merah vertikal di beberapa titik tertentu.
Namun, di balik tampilan baru tersebut, warga dan pejalan kaki menyoroti ketiadaan fasilitas krusial bagi penyandang disabilitas. Tidak terlihat adanya guiding block (ubin kuning bertekstur) yang seharusnya menjadi pemandu bagi tunanetra.
“Secara warna memang terlihat baru, tapi kalau dilihat fungsinya, tidak ada jalur kuning untuk disabilitas. Sayang sekali, padahal ini akses utama siswa sekolah,” ujar salah satu warga yang melintas.
Penggunaan material hebel yang kemudian dicor juga memicu pertanyaan publik mengenai ketahanan jangka panjang trotoar tersebut, mengingat area tersebut memiliki mobilitas tinggi sebagai kawasan pendidikan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Dinas PUPR Provinsi Banten terkait spesifikasi teknis dan alasan ketiadaan fasilitas ramah disabilitas pada proyek trotoar di jalan provinsi tersebut.
Padahal, peraturan pemerintah melalui Peraturan Menteri PU Nomor 30 Tahun 2006 dan Perda Provinsi Banten Nomor 14 Tahun 2019 secara jelas mengamanatkan penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di ruang publik. Ketiadaan fasilitas esensial ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai komitmen pemerintah provinsi dalam menciptakan kota yang ramah untuk semua kalangan.(SG)***
