Israel Tolak Gencatan Senjata, Menlu AS: Perang Israel-Hamas Jadi Perang Regional yang Besar

Bisnismetro.id, JAKARTA –  Berbicara bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani, menyerukan gencatan senjata yang lebih luas agar dapat mengakhiri kekerasan. Hal ini disetujui oleh banyak pemimpin di dunia Arab.

Namun, Israel dan AS menolak opsi tersebut dengan alasan hal tersebut memungkinkan Hamas melancarkan serangan baru, seperti yang terjadi pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.

Padahal Blinken sudah memperingatkan bahwa perang Israel-Hamas dapat dengan mudah meluas menjadi konflik regional yang besar.

Hal tersebut diungkapkan Blinken ketika ia melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk meredakan ketegangan dan mendesak Israel untuk berupaya lebih banyak untuk melindungi warga sipil di Gaza.

Baca Juga: Gerakan Boikot Produk Israel Makin Meningkat. BPS: Ekspor Indonesia ke Israel Capai Rp2,18 Triliun

“Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah bermetastasis, menyebabkan lebih banyak lagi ketidakamanan dan penderitaan,” jelas Blinken, sambil mengatakan bahwa wilayah tersebut mengalami momen ketegangan yang mendalam, pada konferensi pers pada Minggu malam (7/1/2024) seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (8/1/2024).

Adapun, Qatar yang memelihara hubungan dengan Hamas telah berperan dalam mediasi utama dalam konflik tersebut, dengan membantu menengahi pembebasan lebih dari 100 sandera Israel

Di lain sisi, Blinken juga ditanyakan apakah AS harus mempertimbangkan untuk mengkondisikan bantuan militernya ke Israel untuk membatasi kekerasan. Blinken menjawab bahwa AS selalu memantau penggunaan senjata yang diberikan kepada sekutu dan mitranya.

“Bantuan militer apa pun yang kami berikan kepada negara mana pun, termasuk Israel, memiliki persyaratan – termasuk penggunaan senjata sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional, hukum perang,” jelasnya, dan mengatakan bahwa hal ini adalah sesuatu yang mereka perhatikan dengan hati-hati dan berkelanjutan. (***)