Konsep NDP: Menjaga Kemerdekaan Manusia Proses Produktifitas Organisasi

Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- Dalam proses organisasi berjalan tentunya harus dilihat bagaimana upaya organisasi tersebut berusaha untuk mencapai sebuah tujuannya. Proses ikhtiar inilah yang pada akhirnya akan menjadi sebuah nilai kesungguhan tersebut, setelah ikhtiar itu dilakukan dengan beberapa kali percobaan maka akan muncu respon yang menjadi sebuah penilaian. Organisasi tentunya perlu didukung oleh struktur yang baik, dimana pembagian tugas kerja dan efektifitas sehingga mampu mecapai sebuah tujuan yang ingin dicapai. HMI sebagai organisasi terbesar bukan hanya memiliki struktur dalam sebuah kepengurusan tetapi justru memiliki super struktur yang memiliki badan otonom dan semi otonom yang mampu mendukung kinerja organisasi mampu berjalan maksimal.

Ruang lingkup yang lebih majemuk membuat banyaknya masuk dan pandangan sehingga tidak akan kehabisan buah-buah ide gagasan untuk mendukung kemajuan. Yang terpenting dari adanya kelompok besar ini adalah adanya penyeimbang narasi sehingga tidak akan terjadi kebutaan orientasi yang sudah diniatkan dari awal.

 

Identitas manusia sebagai makhluk sosial harus benar-benar disadari sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang esa dibentuk secara sempurna memiliki akal yang mempu mepertimbangkan langkah dan prilakunya mengakibatkan hal positif atau negatif. Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang berkelompok saling membutuhkan satu sama lain menjadi sebuah nilai dimana hubungan perlu dijaga baik dengan upaya untuk saling membangun bukan justru merusak dan menjatuhkan. Kenapa kesadaran ini perlu dibangun? karena akan timbul langkah berbeda dari niat dan pola pikir. Penyadaran terhadap diri sendiri bahwa kita adalah bagian dari makhluk sosial bagian dari upaya kita untuk terus mem bijaksana karena sejatinya untuk menjadi manusia yang bijak perlu rentang waktu yang panjang seperti yang disampaikan Martin Heideger tentang Being in Time.

 

Namun dalam NDP perlu juga sekiranya kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang merdeka. Memiliki akal pikiran dan pola pikir masing-masing yang menjadi keunikan manusia yang beragam. Keberagaman tersebutlah melahirkan ide dan konsep yang beragam agar mampu mengakomodir sesuai dengan ketertarikannya masing-masing. Kemerdekaan manusia atau ikhtiar adalah sebuah upaya untuk mencoba segala sesuatu yang tentunya sesuai dengan prinsip islam untuk tetap mendukung kemajuan. Budaya diskusi dan literasi adalah bagian dari upaya untuk menunjukkan kemerdekaan tersebut sebagai sarana untuk menyadarkan tentang sesuatu yang lebih maslahat.

 

Perlu disadari juga konsep kemerdekaan yang dimaksud tidak semerta-merta untuk kita bisa bebas merdeka seperti tidak ada batasan. Ketika kesadaran terhadap manusia sebagai makhluk sosial maka tidak akan ada lagi pikiran kemerdekaan untuk melalukan apapun yang kita mau tanpa memperdulikan batasan yang terkesan egois, semaunya, dan seenaknya. Kemerdekan manusia tentunya akan berbenturan dengan kemerdekaan manusia yang lain. Dalam artian kemerdekaan ini tidak ditentukan dan diatur oleh manusia yang lain (perbudak). Manusia yang merdeka untuk menentukan langkah atas dasar keinginannya sendiri tentunya untuk hal yang positif. Spirit untuk berlomba-lomba dalam kebaikan adalah semangat membangun produktifitas sehingga nantinya dengan kebahagiaan menyambut pertanggung jawabannya.

 

Kemerdekaan yang bersangkutan dengan kemerdekaan yang lain tentunya akan melahirkan ide yang berbeda-beda. Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah untuk kebaikannya sendiri: sebab kenyataan yang penting dan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda selama masih dalam koridor pembangunan positif.

Adanya batas-batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada kemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya “keharusan universal” atau “kepastian umum” dan “takdir” inilah yang dimaksud didalam NDP.

 

Sehingga perlu sekiranya mendukung kemandirian manusia dan kemerdekaan mereka dalam berekpresi agar mampu memberikan solusi dan rekonstruksi dalam kecacatan berjalan dan berjuang. HMI yang mungkin hari ini mulai sibuk dengan orientasi lain, perlu sekiranya untuk membuka kembali lembaran demi lembaran pesan-pesan perjuangan yang telah coba dirumuskan dalam NDP, BDI, dan sejarah agar kemegahan dan kesadaran sebagi manusia yang hidup sementara didunia ini tidak selau menjadi orientasi yang dikejar tanpa memperdulikan kemaslahatan bersama.

Banyak kader-kader yang memahami NDP hanya sekedar formalitas administratif, tanpa mempertimbangkan sifat sebenarnya. Akibatnya, nilai-nilai seperti kebebasan manusia, tanggung jawab sosial, dan keadilan cenderung direduksi menjadi slogan belaka.

 

Membahas dan menyampaikan kembali NDP secara menyeluruh ke dalam seluruh aktivitas organisasi melalui diskusi, pelatihan, dan aktivitas informal lainnya. Pendekatan ini penting untuk menciptakan kesadaran kolektif di kalangan eksekutif tentang pentingnya nilai-nilai inti.

 

HMI merupakan organisasi yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan potensi ruang kreatif dan produktif. Namun potensi tersebut hanya akan terwujud jika seluruh kader kembali pada hakikat NDP dan menjadikannya sebagai landasan perjuangannya. Melindungi kebebasan manusia tidak hanya berarti membebaskan individu dari perbudakan fisik, namun juga meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan tanggung jawab. Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai inti tersebut, HMI dapat terus menjadi mercusuar perjuangan umat dan bangsa.(SG)***