Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- PIhak PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bintaro memastikan penyebab padamnya listrik pada 21 gardu di wilayah Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) akibat adanya kabel listrik yang rusak oleh galian drainase.
“Setelah dilakukan pengecekan, memang di situ ada kabel kami yang terkena blencong (gancu) tersebut,” terang Manager PLN UP3 Bintaro, Gading Aji, Kamis (7/9/2023).
Menurut Gading, peristiwa itu terjadi pada Rabu 6 September 2023 siang, sekira pukul 11.30 WIB. Pihaknya mendapat laporan dari lapangan bahwa terdengar suara ledakan di lokasi titik kabel bawah tanah milik PLN.
“Nah itu impactnya langsung mengenai beberapa sambungan kabel bawah tanah PLN,” imbuhnya.
Kerusakan itu memicu padamnya aliran listrik pada 21 gardu di wilayah Jombang. Dampak kerusakan kabel di lokasi merembet hingga mengenai pula sambungan kabel di lokasi lain.
“Sehingga akhirnya kemarin teman-teman melakukan penormalan. Penormalannya kenapa cukup lama? karena memang lokasinya yang mengalami kendala salah satu jalannya cukup padat, lalu kemudian titik yang terganggu akibat kena blencong itu ternyata tidak 1. Jadi karena arusnya sangat besar, sehingga menyebabkan adanya beberapa sambungan PLN yang lain juga mengalami kendala,” paparnya.
Tadi malam, sambungan listrik di rumah-rumah warga kembali normal. Namun perbaikan sendiri belum rampung, karena PLN masih menggunakan Unit Kabel Penggerak dan membutuhkan waktu sekira 3 hari untuk kembali normal seperti sedia kala.
“Kami punya target kurang lebih mudah-mudahan 3 hari ini sudah bisa kembali dinormalkan. Kabelnya bisa kami tarik. Kami saat ini menunggu izin, karena harus ada penggalian dari sisi PLN dan juga memastikan saat kami menggali lokasi tersebut juga tidak ada kepemilikan dari pihak-pihak yang lain,” katanya.
Pihak PLN sendiri menyayangkan adanya penggalian drainase yang tidak terkordinasi dengan baik. Gading mengungkap, bahwa sementara ini belum ada surat pemberitahuan pada PLN UP3 Bintaro dalam proyek penggalian drainase di lokasi.
“Kami juga cukup menyesalkan. Kedepan harapannya mitra-mitra kami yang melakukan proses penggalian, harapannya sebelum melakukan proses penggalian minimal 1 hari sebelumnya itu sudah berkordinasi dengan pihak PLN, sehingga kami langsung melakukan pendampingan,” ucapnya.
Dia juga membantah tudingan yang menyebut letak kedalaman kabel listrik PLN di jalur itu tak sesuai aturan atau kurang dari 1 meter. Hanya saja, kata Gading, bentuk permukaan tanah yang berubah dari waktu ke waktu memengaruhi posisi kedalamannya saat ini.
“Dulu kedalamannya itu saat dipasang 110 centi atau 1 meter lebih, artinya sudah sesuai aturan,” tegas dia.
Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi (DSDABMBK) Kota Tangsel menuding bahwa rusaknya kabel listrik PLN di lokasi akibat pemasangan yang tidak sesuai ketentuan atau di atas kedalaman 1 meter.
“Kan harusnya yang dipertanyakan PLN itu galinya benar apa nggak nanem kabelnya? kalau kita itu kan space untuk kedalaman drainase kurang lebih 50 centi, tapi setelah kita gali ternyata kabel PLN itu enggak sedalam yang sesuai aturan 1 meter di bawah tanah, ternyata baru 30 centi aja sudah ketemu kabel, kalau kita kan nggak tau posisi kabel ada di mana,” ujar Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas SDABMBK Tangsel, Widodo.(***)