Bisnismetro.id, JAKARTA – Seiring dengan meningkatnya atensi terhadap perubahan iklim dan model ekonomi konsumtif, British Council juga melihatnya sebagai tantangan yang harus diatasi. British Council secara aktif berupaya menghadapi tantangan terhadap perdamaian dan kesejahteraan global melalui berbagai cara, dan dengan mempertimbangkan komitmen mereka terhadap sektor seni, mereka berupaya memanfaatkannya sebagai sarana advokasi bagi kelestarian lingkungan.
Altermatter, sebagai program utama dalam Culture Responds to Global Challenges dari British Council, merupakan lokakarya desain yang berpusat pada material antara seniman Indonesia dan Inggris Raya yang berpengalaman dalam pengembangan material dan desain produk. Rangkaian lokakarya ini diselenggarakan bekerja sama dengan CAST Foundation, Playo, dan Applied Arts Scotland. Setelah lokakarya online, para seniman akan melakukan residensi pada tanggal 18–27 Oktober di Indonesia untuk mengembangkan produk sehari-hari dengan menggunakan bahan-bahan alternatif. Di akhir program, mereka akan dapat mempresentasikan dan memamerkan konsep pemodelan produk mereka. Program British Council ini memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya melalui pembelajaran dan akses.
Camelia Harahap, Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia, menekankan, “British Council Indonesia percaya bahwa seni dan kerajinan memerlukan pendekatan alternatif yang mengedepankan dan memperhatikan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan budaya. Hal ini didukung oleh minat para desainer dan seniman Indonesia untuk memanfaatkan kembali material yang sudah ada dan mengembangkan material baru untuk kerajinan mereka menggunakan biomaterial dan material alternatif, dimana Altermatter muncul sebagai respons kami.”
Bartłomiej Urbański, Peserta Program Altermatter dari Inggris Raya, percaya bahwa Altermatter merupakan inisiatif berpikiran maju yang menjawab meningkatnya kebutuhan global akan praktik desain berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dapat mengarah pada pengembangan material dan solusi desain baru dan luar biasa yang berpotensi untuk meninggalkan dampak jangka panjang pada industri ini. “Keberlanjutan bukan sekadar kata kunci, melainkan suatu keharusan. Krisis plastik global dan tantangan lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan kita. Desainer mempunyai peran unik dalam pertarungan ini, karena mereka adalah pencipta produk yang membentuk dunia kita,” kata Bartłomiej Urbański.
British Council Indonesia, dengan sejarah panjangnya dalam mendukung program seni dan budaya Indonesia, bertujuan untuk terus menghormati komitmennya terhadap pengembangan industri seni di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dalam program berkelanjutan mereka yang mempromosikan dan menyemai pertukaran seni dan budaya yang menarik dengan harapan dapat memperluas hubungan dinamis antara sektor seni dan budaya Inggris dan Indonesia, yaitu Connections through Culture. Program ini menawarkan dua skema yang berbeda: kolaborasi
kreatif dan studi dan penelitian. British Council juga telah memulai proyek Disability Arts di bawah UK/Indonesia 2016-18, program tiga tahun yang berfokus pada pengembangan hubungan kreatif antara Inggris dan Indonesia dengan menyatukan orang-orang kunci untuk menghasilkan ide, bermitra satu sama lain, dan mempengaruhi kebijakan, paling mencolok dengan Festival Bebas Batas yang diadakan selama Asian Para Games 2018. Selain itu, World Conference on Creative Economy, konferensi dua tahunan yang secara inklusif membahas isu dan tantangan sektor ekonomi kreatif global, juga diselenggarakan pada tahun 2022 bekerja sama dengan pemerintah Indonesia.
“Setelah hadir di Indonesia selama 75 tahun dan memberikan dampak besar melalui Cultural Relations, British Council tetap berkomitmen pada misi kami untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan pemahaman antara masyarakat Indonesia dan Inggris. Dalam dunia yang berubah cepat, kami sekarang bahkan lebih terdorong dari sebelumnya untuk mendukung pengembangan seni dan industri kreatif di sini di Indonesia. Kami akan terus bergerak maju dengan cara-cara inovatif kami dalam mempromosikan pendidikan, pertukaran budaya, dan pembelajaran seumur hidup dengan harapan dapat berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan dan inklusif, dan kami berharap dengan Altermatter, kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai hal itu,” tutup Summer Xia.(***)