Meliput Proyek Tempat Parkir Dinas Di Kawasan Lengkong Wetan, Wartawan Diintimidasi Ketua RT dan Tangan Kanannya

Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- Sugeng Prayogo (49), salah seorang reporter media online bisnismetro.id mengaku mendapat perlakuan kekerasan dan intimidasi dari dua orang oknum yang diduga warga dan Ketua RT di Lengkong Wetan, Jumat (19/9/2025) siang.

Insiden yang tidak menyenangkan itu terjadi di sekitar Kawasan Perkantoran Dinas Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jalan Promoter No3 Lengkong Wetan, Serpong, saat dirinya hendak melakukan tugas jurnalistik dengan spontan melihat dampak kerusakan dari Proyek Pembangunan Tempat Parkir oleh Satuan Kerja Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang (DCKTR).

SP menceritakan kejadian awalnya hari itu sebenarnya hendak meliput aksi mahasiswa yang menurut informasi hendak melakukan demo Dinas Perkimta namun menurut polisi yang berjaga rupanya batal datang alias tidak jadi demo.

“Digunting mas demonya,” terang polisi yang sebagian banyak telah kenalnya, sembari naik kedalam mobil.

Percakapan SP dengan dua orang polisi tersebut berada disekitar warung lahan makam keramat yang plang putihnya bertuliskan Dinas Pariwisata saat pukul 13.50 Wib.

Sepeninggal petugas, mata SP tertuju pada sebidang halaman paving yamg rusak dan terbukanya proyek pembangunan tempat parkir diatasnya yang selama beberapa pekan ini tertutup rapat dengan seng. “Dan saya liat dari jauh kog proyek itu ngga ada aktifitas pekerja dan tidak ada deru suara alat berat,” ucap SP.

Ia juga tanyakan hal itu ke salah satu ibu warung yang saat itu berjalan hendak ke kamar mandi dekat gedung balai warga yang dibangun Dinas Perkimta.

Ibu warung, kata SP bercerita bahwa sehari sebelumya ada mpbil alat berat (diduga crane) ambles saat hendak mengangkut batangan beton raksasa (paku bumi).

“Ibu warung itu sembari menunjuk potongan beton raksasa seperti pensil diatas gundukan tanah. Bang, tumben hari kamis itu ga ada wartawan, ” tutur SP.

Reflek naluri SP, mengabadikan photo pemandangan tersebut.

“Baru sekali photo, tiba-tiba ada dua orang dari arah belakang datang ke saya dengan bentak- bentak suara kasar serta pelecehan profesi wartawan secara arogan dan upaya menghalangi,” tuturnya.

Diketahui, kekerasan dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistik ini dinilai sebagai bentuk pembungkaman terhadap pers serta serangan langsung pada kebebasan berekspresi dan hak publik memperoleh informasi yang dijamin konstitusi.(SG)***