Bisnismetro.id, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% secara tahunan pada kuartal III-2023. Dimana kinerja ekonomi ini melambat jika dibandingkan dengan kuartal III-2022 sebesar 5,73% dan kuartal II-2023 sebesar 5,17%. Pertumbuhan sebesar 4,94% ini meleset dari perkiraan pemerintah yang yakin ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5% pada kuartal III-2023.
Dikatakan Sri Mulyani kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal III ini dihadapkan oleh ketidakpastian global, seperti kenaikan harga beras dalam hal ini karena El Nino dan adanya dinamika di pasar keuangan global dalam bentuk kenaikan yield US Treasury AS akibat kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Di sisi lain, perlambatan ekonomi China memberikan dampak ke dalam negeri. Sementara itu, ekonomi Eropa masih dibayangi inflasi karena perang Ukraina dan Rusia yang tidak juga reda. Kemudian, perang Hamas dan Israel ikut membebani kondisi ini.
“Untuk itu kita perlu merespons dengan kebijakan agar sampai dengan akhir tahun atau kuartal IV bisa kembali pada 5% yang dilakukan untuk menetralisir harga beras yang naik selain menjaga pasokan dengan stok beras yang cukup,” jelas Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers PDB RI Kuartal III-2023, di Gedung Kementerian Perekonomian Jakarta, Senin (6/11/2023).
Menkeu juga menyebut pemerintah juga memberikan dukungan pada masyarakat paling rentan yaitu desil 1, 2, 3, sampai 4 dengan memberikan tambahan bantuan beras pada 21,3 juta KPM, yaitu keluarga PKH yang biasanya ada di desil 1-2 dan masyarakat yang biasa menerima sembako.(***)