Perpustakaan Menata Ulang Konsep dan Praktik Pembangunan Literasi 

Bisnismetro.id, JAKARTA – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rarkornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2024.

Dalam program tahunan ini, diusung tiga kebijakan yang menjadi fokus Perpusnas pada 2024 yakni pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi, standardisasi dan akreditasi perpustakaan, serta pengarusutamaan Naskah Nusantara.

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz menyatakan kebijakan ini dihasilkan melalui penataan ulang program Perpusnas. Dia menjelaskan, masyarakat dengan literasi tinggi dapat terwujud apabila kegemaran membaca masyarakat, tinggi. Menurutnya, yang saat ini harus dibangun adalah kegemaran membaca masyarakat.

Sejak menjabat sebagai Plt. Kepala Perpusnas pada November 2023, dia menilai, perumusan ulang hakikat perpustakaan harus dilakukan. “Perpustakaan adalah wahana untuk tumbuh dan mengembangkan kreativitas dan munculnya gagasan dan ilmu pengetahuan baru,” jelasnya saat membuka Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2024 di Jakarta, pada Selasa (14/5/2024).

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ini menuturkan kebijakan pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi dilakukan melalui sejumlah program yakni penguatan 10.600 perpustakaan di tingkat desa dan kelurahan, disediakan pojok baca digital di 100 lokasi, serta fasilitasi/supervisi 100 perpustakaan khusus dan 900 perguruan tinggi.

Sebanyak 10.600 perpustakaan yang mengalami penguatan adalah 600 perpustakaan yang melaksanakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan 10.000 perpustakaan desa baru dan taman bacaan masyarakat, di mana setiap perpustakaan menerima seribu judul buku dan satu rak buku.

“Karena kita mau fokus pada literasi sejak kecil, maka buku yang disediakan adalah buku untuk PAUD dan SD. Karena saya dari Kemendikbudristek, maka nantinya kegiatan di sekolah dan TBM harus nyambung. Oleh karena itu, kegiatan di desa betul-betul harus terkoordinasi dengan kegiatan di sekolah,” urainya.

Kebijakan standardisasi dan akreditasi perpustakaan dilakukan melalui program diklat tenaga perpustakaan, bimtek pengelola perpustakaan, Gerakan Indonesia Membaca untuk calon pembaca dan pengunjung perpustakaan, dan perpustakaan yang diakreditasi.

“Saya meminta agar ada pembeda antara akreditasi dan survei, jadi instrumennya harus beda. Jadi instrument dibuat dua sisi. Jadi akan terkumpul data kondisi perpustakaan kita dari yang paling hebat, serba ada, sampai yang apa adanya. Dan ini akan berdampak pada pembinaan pustakawan,” tuturnya.

Terkait dengan pernaskahan, jelasnya, saat ini ada puluhan ribu naskah Nusantara namun hanya ribuan yang sudah terdigitalkan. Untuk mendukung hal ini, dilakukan identifikasi naskah-naskah Nusantara di luar negeri, terutama naskah yang sudah terdigitalisasi. Selanjutnya diupayakan agar naskah yang sudah didigitalisasi terkoneksi dengan Perpusnas sehingga pemanfaatannya bisa dilakukan bersama.

“Kami berbicara dengan kawan-kawan di Alexandria Mesir, SOAS, British Library, Arab Saudi, mudah-mudahan dalam satu hingga dua bulan ini, naskah kerjasama dengan perpustakaan dunia ini terkoneksi, sehingga kita bisa mengakses naskah-naskah luar negeri itu dari Indonesia,” ungkapnya.

Sekretaris Utama Perpusnas Joko Santoso menjelaskan pada tahun ini, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 memasuki tahap akhir. Selanjutnya, pelaksanaan RPJMN tahun 2025-2029.

Salah satu agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 adalah revolusi mental dan pembangunan kebudayaan. Agenda ini dilaksanakan secara terpadu melalui salah satu program prioritas nasional, yaitu penguatan budaya literasi, inovasi, dan kreativitas untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan dan berkarakter.

“Salah satu indikator keberhasilan program ini adalah pencapaian sasaran strategis Perpusnas yakni nilai Tingkat Gemar Membaca tahun 2023 sebesar 66.77 dan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat tahun 2023 sebesar 14.58. Angka-angka ini masih dalam posisi sedang,” urainya.

Dalam Rancangan RPJMN 2025-2029 terdapat salah satu agenda pembangunan yaitu Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi, di mana salah satu program pembangunnya adalah Penguatan Karakter Bangsa dan Pemajuan Kebudayaan dengan Kegiatan Pembangunan di antaranya Pelindungan dan Pelestarian Warisan Budaya dan Pengembangan budaya literasi untuk mendukung kreativitas dan inovasi.

“Kedua agenda pembangunan dalam masing-masing periode RPJMN tersebut menegaskan peran perpustakaan sebagai salah satu pendukung dalam pencapaian tujuan kedua agenda pembangunan tersebut, yakni sumberdaya manusia Indonesia yang unggul,” tuturnya.

Rakornas tahun ini menjadi momentum penting karena akhir dari RPJMN 2020-2024 sebagai penyambung dengan RPJMN 2025-2029. Disebutkan ada kaitan program yang sedang dilakukan pada akhir tahun ini dengan program yang akan datang.

Sementara itu, dalam prolognya, penggerak literasi nasional Maman Suherman menyampaikan membangun literasi dari pinggiran. Dia mengatakan para pegiat literasi di ‘tepian’ ini telah berbuat dengan buku seadanya, terkadang hanya dengan buku yang dibeli dari pemulung. Ini dilakukan untuk membangun budaya membaca yang inklusif dan menyeluruh.

“Mereka seperti berlomba mengajak manusia untuk memamah buku tinimbang buku habis sia-sia karena termakan rayap,” ungkapnya.

Dengan kreativitas dan semangat, pegiat literasi menyediakan akses ke buku dan pengetahuan bagi komunitas. Mendirikan taman baca, pojok baca, dan bahkan perpustakaan bergerak seringkali dengan biaya sendiri dan dukungan minimal dari pemerintah.

Dirinya berharap ada kesatuan langkah agar peta jalan literasi Indonesia segera terwujud, yang di dalamnya sejalan dengan amanat undang-undang. “Melibatkan masyarakat, taman bacaan masyarakat, rumah-rumah baca, pustaka-pustaka bergerak atau apa pun nama yang disandangkan oleh/kepada mereka,” pungkasnya.

Dalam Rakornas juga dilakukan penandatanganan Berita Acara Penyerahan Arsip Statis dan penyerahan sertifikat MoWCAP dari Plt. Kepala Perpusnas kepada Deputi Bidang Konservasi Arsip Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Dalam 10th Memory of the World World Regional Committee for Asia and the Pacific yang digelar di Ulaan Baatar, Mongolia, warisan dokumenter naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ditetapkan sebagai salah satu Memory of the World (MoW) for Asia and the Pacific pada Rabu (8/5/2024).

Penyerahan sertifikat dilakukan oleh pemimpin Memory of the World Regional Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) Kwibae Kim kepada Kepala ANRI Imam Gunarto didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas. Naskah ini diusulkan Perpusnas dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat.

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2024 berlangsung secara hibrida pada 14-15 Mei 2024 dengan mengusung tema “Menata Ulang Konsep dan Praktik Pembangunan Literasi”. Rakornas Bidang Perpustakaan difokuskan untuk membahas tiga isu utama, yaitu penguatan budaya baca dan literasi, pengarus-utamaan Naskah Nusantara, serta standardisasi dan pembinaan tenaga perpustakaan.

Dalam pelaksanaannya, Rakornas Bidang Perpustakaan menghadirkan berbagai narasumber yang memiliki praktik baik serta pengalaman dalam keterlibatannya pada tiga isu tersebut. Mereka berasal dari berbagai pemangku kepentingan bidang perpustakaan yaitu kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, dan pegiat literasi.

Rakornas dihadiri 920 peserta secara luring terdiri dari kepala daerah, kepala dinas perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota, ketua forum perpustakaan/penerbit/pengusaha rekaman, dan pihak yang melakukan kerja sama dengan Perpusnas.(Red/BM) ***