Ribuan Jamaah Pengajian Dzikir Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani ‘Ngalap Berkah’ di Harlah 12Tahun Pompes Safinatul Qodiri Jombang Tangsel

Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- Seribuan jamaah Safinatul Qodiri mengikuti pengajian Dzikir Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jailani Safinatul Qodiri di Lapangan Bahrus Safa’ah Jalan SDN inpres, Gg. Dzikir, RT 01/RW 10, Kp.Rawa Lele, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan. Banten, pada Ahad, 26 Januari 2025/Malam tanggal 27 Rojab 1446 H.

Moment istimewa itu bertepatan dengan Hari Lahir (Harlah) Ke-12 Tahun PP (Pondok Pesantren) Sannatul Qodir, bertema “Membangun Peradaban Menebar Kemanfaatan”.

Hadir dipanggung acara diantaranya, Prof. Dr. KH. KPP. Noer Nasroh Hadiningrat, SH. M.Pd Pendiri Dan Pongasuh Ponpes Nurussalam Dan Walisongo dari Tuban, Jawa Timur, kemudian KH. Abraham Naja. MN. S.H., M.H. (Gus Naja) Pengasuh Ponpes Nurussalam Dan Walisongo dari Tuban, Jawa Timur, serta Tuan rumah acara yakni Kyai Habib Umar Bin Abdul Hadi Al-As’Ary Pendiri Dan Pengasuh Ponpes Safinatul Qodiri Kp Rawalele Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan, Banten.

Sebagian tausiyah oleh Gus Naja menyampaikan bahwa kalau di desa ada kebiasaan membaca Manaqib yang biasanya diadakan pada tanggal 11.

Orang Jawa menyebutnya “sewelasan” dan ada juga yang dibacakan setiap Malam Jumat Legi.

Bahkan menjadi tradisi orang-orang Jawa pedesaan itu setiap mempunyai hajat. “Nek kajatku hasil arep ngelaksanake Dulkadiran”, yang maknanya itu diambil dari kata Syekh Abdul Qodir Jailani.

Mujarab, ketika punya hajat (nadzar) dan ketika dikabulkan Allah SWT, akan melaksanakan Dulkadiran yang maknanya itu tadi adalah membaca Manaqib.yang InsyaAllah “Ayem Uripe, Tentrem Uripe, Barokah Uripe”,

“Mudah-mudahan kita semua dikumpulkan bersama beliau, sayyidina Syekh Abdul Qodir Al Jailani, dikumpulkan dengan kakek beliau Rasullullah SAW., amin Allahuma Amin,” ucap Gus Naja.

Disebutkan pula oleh Gus Naja, bahwa di sebuah kitab, siapa yang sering membaca sejarahya orang-orang sholeh, menyebut aama orang-orang sholeh, akan diturunkan barolah oleh Allah SWT.

“Sampai orang-orang kuno dulu itu, wiridannya menyebut asma orang,orang yang sholeh, faedahnya besar. Bahkan setiap rumah dituliskan namanya orang-orang yang sholeh, rumahnya bakalan tidak terjadi kebakaran, tidak kebanjiran.

Pada malam itu di kegiatan Hari Lahir ke 12 Fahun Ponpes Safinatul Qodiri, jamaahnya yang hadir sebagian besar jauh dari daeeah wilayah Kp Rawalele Jombang Ciputat Kota Tangerang Selatan, Banten, disebut oleh Gus Naja, merupakan bukti kecintaan jamaah kepada Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang merupakan cucu Rasullullah SAW.

Bahkan juga ada riwayat Syekh Abu Yazid Al Bustomi yang mempunyai murid yang sangat mahabbah sekali.

Murid tersebut setiap hari menangis karena melihat Kiyai Abu Yazid semakin tua.

Kemudian di suatu hari, Syekh Abu Yazid Al Bustomi memberikan kain surbannya kepada muridnya. “Kalau kamu rindu pada saya, ini (surban) tempelkan di dadamu, sebagai obat penawar rindu,” tuturnya.

Perlu disampaikan, berdasarkan pantauan bisnismetro id, pengasuh Ponpes Safinatul Qodiri Kyai Habib Umar Hadi juga memberikan dan mengalungkan kain surban warna hijau kepada Kapolsek Ciputat Timur dan Danramil Ciputat sebagai kenang-kenangan.

Pun hal sama dilakukan pula oleh Gus Naja dengan memberikan beberapa helai kain sarung kepada jamaah Safinatul Qodiri dari luar Kota Tangerang Selatan.

“Ketika kita mempunyai guru yang bersanat sampai ke Rasullullah SAW. barokahnya akan luar biasa,” ungkap Gus Naja

Ia juga mengajarkan kepada jamaah Safinatul Qodiri, trik ‘berkawan’ baik dengan malaikat Munkar-Nakir kala manusia itu telah meninggal dunia, yakni seringkali membaca Surat Al Mulk ayat 2.(SG)***