Bisnismetro.id, JAKARTA – Saudade Olfactory adalah brand parfum lokal yang menawarkan lebih dari sekadar aroma. Dengan konsep “fragments of missing pieces & feelings”, Saudade ingin membawa kembali kenangan dan perasaan yang mungkin sudah lama terlupakan melalui parfum.
Nama “Saudade” berasal dari bahasa Portugis, yang merujuk pada rasa rindu terhadap seseorang atau sesuatu dari masa lalu. Bukan hanya rindu biasa, tapi perasaan yang dalam, campuran antara kehilangan dan kehangatan memori. Inilah yang menjadi dasar pendekatan Saudade dalam menciptakan produk mereka.
Proses kreatif di Saudade tidak dimulai dari formula, tapi dari cerita. Tim mereka memulai dengan ide atau emosi tertentu, lalu mencari bahan-bahan yang mampu menggambarkan perasaan tersebut. Seperti halnya pertanyaan, “wangi ini mengingatkan pada apa?” atau “apa yang bisa diceritakan lewat aroma ini?”. Hasil akhirnya adalah parfum yang bukan hanya unik, tapi juga punya makna personal bagi pembuat dan pemakainya.
Berbeda dari banyak brand yang mengikuti tren wangi yang sedang populer, Saudade memilih fokus pada identitas dan karakter. Mereka tidak mengejar aroma yang aman dan bisa disukai semua orang. Sebaliknya, mereka lebih memilih membuat parfum yang punya sudut pandang, walaupun tidak selalu mudah diterima oleh pasar secara luas. Tantangannya adalah menciptakan parfum yang tetap bisa diterima, namun tetap terasa berbeda dan punya cerita yang kuat.
Beberapa produk mereka punya konsep yang menarik. Misalnya, “Unopened Letter” terinspirasi dari pengalaman pribadi salah satu pendiri Saudade yang pernah memiliki sahabat pena semasa sekolah. Hingga kini, mereka belum pernah bertemu secara langsung, namun kenangan itu tetap tersimpan, samar, hangat, dan menyenangkan.
Saudade percaya bahwa parfum bisa menjadi bagian dari perjalanan hidup seseorang. Aroma tertentu bisa mengingatkan pada suasana rumah, taman belakang saat kecil, atau momen tenang di malam hari. Karena itu, mereka tidak melihat parfum hanya sebagai pelengkap penampilan, tapi juga sebagai pemicu memori.
Brand ini juga ingin mengubah cara orang memilih parfum. Bukan lagi soal “apakah wanginya enak?”, tapi lebih ke “apa yang saya rasakan saat mencium aroma ini?”. Parfum dari Saudade Olfactory tidak hanya dilihat sebagai barang fisik (produk yang bisa dibeli dan dipakai), tapi juga sebagai sesuatu yang bisa membangkitkan emosi, kenangan, dan perasaan pribadi.
Setiap peluncuran parfum Saudade dilengkapi dengan narasi, gambar, atau video yang mendukung cerita dari setiap aroma. Mereka ingin pembeli mendapatkan konteks dan koneksi emosional, bukan hanya membeli karena kemasan atau tren.
Misi Saudade cukup jelas: membantu membangun budaya parfum di Indonesia yang lebih sadar dan bermakna. Mereka ingin membuktikan bahwa brand lokal juga bisa punya kualitas dan nilai seperti brand global, tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai produk Indonesia.
Saudade juga tidak memiliki ambisi untuk menjadi brand besar secara agresif. Mereka lebih ingin dikenal sebagai brand yang punya kedekatan emosional dengan konsumen. Jika brand besar menawarkan kesan mewah dan eksklusif, Saudade hadir dengan pendekatan yang lebih personal dan akrab.
Saat ini, produk Saudade tersedia di beberapa titik penjualan seperti Drunk Dad & Friends, Orbis, Tuesbelle (Jakarta & Surabaya), Escalier, Karat, dan Le Bajo (Bali). Mereka juga aktif mengikuti bazar dan kolaborasi. Meski belum memiliki toko fisik sendiri, Saudade memiliki rencana untuk membuka ruang khusus yang bukan hanya toko, tapi juga ruang eksplorasi aroma dan cerita, tempat orang bisa menemukan parfum yang sesuai dengan pengalaman hidup mereka.(YD)***