Segel Dicuekin, Proyek Gedung Yayasan di Irisan Rel PJKA yang Picu Banjir di Serpong Terus Dikebut

Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- Sejumlah pekerja terlihat sibuk menyelesaikan beberapa bagian proyek Gedung Serba Guna (GSG) milik Yayasan Beth Shalom yang berada di Kampung Ciater, RW01, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Para pekerja tersebar di lantai dasar dan atas gedung. Di sisi mereka nampak pula beberapa staf mengenakan pakaian cukup rapih, saling menatap dan berbicara serius.

Aktivitas mereka berjalan seolah tanpa masalah. Padahal di bagian depan proyek gedung megah itu melintang panjang garis segel petugas. Bahkan terpampang stiker besar milik Satpolpp yang bertuliskan “Penghentian Kegiatan Sementara’.

Proyek gedung milik sebuah yayasan itu sendiri telah dikerjakan sejak bulan-bulan lalu. Letaknya persis bersebalahan dengan tembok pembatas belakang Perumahan Kencana Loka Blok A-B, serta beririsan pula dengan lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Selain para pekerja yang terus beraktivitas di dalam gedung proyek, di lokasi juga terdapat seunit alat berat yang beroperasi meratakan lahan di bagian belakang. Namun saat dihampiri, mereka enggan beri penjelasan mengenai aktifitas itu..

“Itu nggak boleh ada pekerjaan (disegel). Nanti soal sanksi saya harus kordinasi dulu dengan pimpinan,” ucap PPNS Satpol PP Kota Tangsel, Yogi Ayudya, saat dihubungi, Kamis (24/07/2025)

Pembangunan GSG itu telah memicu amarah ratusan warga yang tinggal di Perumahan Kencana Loka, khususnya Blok A-B. Sebab, proyek tersebut beberapa kali menyebabkan banjir besar manakala hujan turun.

“Kita berpuluh-puluh tahun bertempat tinggal di Blok A-B itu udah nyaman, mereka lalu datang membuat bangunan baru tanpa adanya kordinasi, tanpa perizinan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung), itu tiba-tiba membuat dampak banjir yang begitu dahsyat,” ungkap Sekretaris RW06 Perumahan Kencana Loka, Ajid Bangun.

Menurut Ajid, banjir belum pernah tejadi sebelumnya. Namun sejak dibangun GSG itu aliran air mengalir deras ke pemukiman warga yang posisi daratannya lebih rendah dari area proyek GSG.

‘Banjir sampai masuk ke rumah (1 meter), jalan berlumpur, portal depan juga sempat terendam dan rusak. Ini banjir tinggal tunggu bom waktu aja, karena saluran yang di dalam komplek itu masih kecil, sedangkan saluran yang mengalir dari atas itu besar,” jelasnya.

Warga Perumahan Kencana Loka Blok A-B sendiri sempat menggelar unjuk rasa dengan menutup akses keluar masuk kendaraan berat. Bahkan mediasi telah beberapa kali digelar dengan kesepakatan penghentian pekerjaan proyek hingga PBG terbit.

“Kita sebenarnya tidak mengusik soal apapun bangunan, selama bangunan itu memiliki PBG, diproses dengan benar, tidak membuat dampak lingkungan sekitarnya, kita oke-oke aja,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, pihak proyek GSG yang diwakili penasehat hukum, Persia Misuari mengatakan, pihaknya akan sebisa mungkin mendengar apa yang menjadi keluhan warga sekitar.

“Kami berupaya mendengar masukan warga. Dan saya siap untuk mediasi kembali,” ucap Persia.

Dia pun mengakui PBG memang belum terbit, hanya saja persyaratan yang lain atas pembangunan GSG itu sudah selesai seperti Keterangan Rencana Kota (KRK) dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

“Dokumennya lengkap, ada barcode, dan bisa diverifikasi ke dinas terkait,” tandasnya. (SG)***