Trump Menang Pemilu Amerika 2024

Bisnismetro.id, USA – Donald Trump meraup setidaknya 267 dari 270 suara elektoral yang diperlukan untuk meraih mayoritas dengan kemenangan di negara bagian kunci Pennsylvania, Georgia dan North Carolina.

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris untuk meraih masa jabatan baru selama empat tahun sebagai pemimpin negara adidaya itu.

Dalam pertarungan yang berlangsung ketat, Trump meraup setidaknya 277 dari 538 suara elektoral dalam Selasa (5/11), memberinya suara mayoritas yang diperlukan untuk menjadi pemimpin Amerika pertama yang memenangi masa jabatan tidak berturut-turut sejak 1890-an.

Harris, calon presiden dari Partai Demokrat yang masuk dalam bursa pencalonan setelah Presiden Joe Biden mundur pada Juli, berupaya menjadi perempuan pertama yang terpilih menjadi presiden Amerika.

Trump mengklaim kemenangan pada Rabu (6/11) pagi sambil mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya pada acara di Florida.

“Ini adalah gerakan yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan sejujurnya, saya yakin ini adalah gerakan politik terbesar sepanjang masa,” kata Trump.

Dia berjanji untuk “memperbaiki perbatasan kita” dan “memperbaiki segala sesuatu di negara kita.”

Trump juga mengatakan dia akan berupaya mewujudkan “Amerika yang kuat, aman, dan sejahtera.”

Seorang pejabat kampanye Harris mengatakan kepada kerumunan pendukungnya di Washington bahwa Wakil Presiden Amerika itu tidak akan berpidato di pertemuan tersebut dalam semalam. Namun Harris direncanakan akan memberikan pernyataan pada Rabu malam.

Dalam sistem pemilu Amerika Serikat, di mana pemilihan presiden dihitung berdasarkan serangkaian pemilihan negara bagian, baik Harris maupun Trump dengan cepat dinyatakan sebagai pemenang setelah pemungutan suara ditutup pada Selasa (5/11) di negara-negara bagian di mana partai mereka memperoleh dengan jelas meraup dukungan mayoritas. Sementara itu, tujuh negara bagian yang disebut sebagai medan pertempuran diperkirakan akan memberikan keseimbangan dan menentukan pemenangnya.

Pada akhirnya, kemenangan Trump di Pennsylvania, Georgia, North Carolina, dan Wisconsin-lah yang memberinya keuntungan.

Keberhasilan Partai Republik pada Selasa (5/11), menjalar ke Kongres, di mana partai tersebut memenangkan kembali mayoritas di Senat dengan setidaknya 51 dari 100 kursi. Kendali Dewan Perwakilan Rakyat, yang saat ini dipegang oleh Partai Republik, belum diputuskan pada Rabu (6/11) pagi.

Trump menjabat pada 2017-2021, tetapi gagal mempertahankan jabatannya setelah kalah dari Biden dalam pemilu 2020. Trump secara keliru terus menegaskan bahwa dia memenangi pemilu 2020. Sikap Trump yang menyangkal hasil pemilu itu turut memicu serangan terhadap gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 oleh massa pendukungnya yang mengganggu penghitungan resmi hasil pemilu 2020.

Trump dan sekutunya juga mengajukan sejumlah gugatan hukum setelah pemilu 2020. Hakim negara bagian dan federal akhirnya menolak lebih dari 50 tuntutan hukum yang diajukan.

Sejak tidak lagi menjabat, Trump divonis bersalah atas 34 dakwaan terkait pembayaran uang suap yang diberikannya kepada seorang aktris film dewasa menjelang pemilu 2016. Pembacaan vonis hukuman untuk kasus tersebut dijadwalkan pada 26 November. Trump juga didakwa dalam tiga kasus lainnya, termasuk dua kasus yang menuduhnya mencoba membatalkan pemilu pada 2020 secara ilegal dan tuduhan lainnya bahwa ia membawa ratusan dokumen ke kediamannya di Florida.

Trump dijadwalkan akan dilantik sebagai presiden untuk masa jabatan baru pada 20 Januari 2025. [Red)***