Tunggu Data inflasi AS, Harga Emas Antam Stagnan Tiga Hari Beruntun

Berita Utama, Ekonomi352 Dilihat

Bisnismetro.id, JAKARTA –  Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan hari ini. Senin (8/1/2023) terpantau tidak mengalami perubahan. Harga emas Antam stagnan tiga hari beruntun.

Sepanjang 2024, harga emas Antam yang masih berada di level tinggi terjadi seiring pergerakan harga emas global. Harga emas global melemah pada awal perdagangan hari ini sekaligus mengawali pekan ini dengan buruk seiring penguatan dolar dan imbal hasil US Treasury. Harga emas diproyeksi akan volatile pekan ini karena menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS).

Harga emas Antam pada Senin (8/1/2023) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung kembali tidak mengalami perubahan, tetap berada di harga Rp1.128.000. Posisi ini menempatkan harga emas Antam lebih murah Rp 17.000 dibanding level tertinggi sepanjang masanya pada 4 Desember 2023 seharga Rp 1.145.000.

Harga buyback emas Antam juga stagnan di posisi Rp 1.026.000 pada hari ini.

Pada perdagangan Jumat (5/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,11% di posisi US$ 2045,49 per troy ons.

Emas bertahan stabil dan menguat tipis pada perdagangan Jumat setelah naik dan turun satu poin persentase karena data ekonomi AS yang beragam, namun emas batangan diperkirakan akan mengalami penurunan mingguan pertamanya dalam empat minggu karena penguatan dolar secara keseluruhan dan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi.

Imbal hasil Treasury AS 10 tahun telah kembali ke level psikologis 4% di 4,05%. Imbal hasil dolar AS dan obligasi Treasury AS 10 tahun telah mencapai level tertinggi dalam tiga minggu, menuju minggu-minggu terbaik sejak bulan Juli dan Oktober.

Perusahaan-perusahaan di AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada bulan lalu dan menaikkan upah dengan cepat, sehingga pasar pada awalnya menarik kembali spekulasi bahwa The Federal Reverse (The Fed) akan mulai memotong suku bunga pada bulan Maret.

Namun laporan lemah dari Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan lapangan kerja di sektor jasa turun menjadi 43,3 pada bulan Desember ke level terendah sejak Juli 2020 mengangkat sedikit prospek penurunan suku bunga, sebelum akhirnya menetap sedikit.

Indeks Manajer Pembelian non-manufaktur ISM turun menjadi 50,6 bulan lalu dari 52,7 pada bulan November. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi dan angka di bawah angka tersebut menunjukkan kontraksi. (***)