Bisnismetro.id, JAKARTA — Guna mengembangkan dan menyosialisasikan nilai-nilai dalam ketahanan nasional, kewaspadaan nasional, wawasan nusantara, dan sistem nasional, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma mewakili Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali memberikan pembekalan kepada peserta PPRA LXVII Tahun 2024 Lemhannas RI di Ruang Bhinneka Tunggal Ika, Lemhannas, Jakarta Pusat. Selasa (03/09).
Pembekalan yang diikuti sebanyak 100 peserta ini mengangkat tema “Kebijakan Pembinaan Kekuatan TNI Angkatan Laut” di mana didalamnya membahas isu-isu strategis aspek laut, potensi ancaman, tantangan di masa depan, kebijakan pembinaan TNI AL, bahkan hingga strategi pertahanan laut nusantara.
Kasal dalam paparan yang disampaikan Wakasal menyebutkan bahwa luasnya wilayah lautan Indonesia merupakan potensi besar yang akan menjadi sumber kemajuan, kekayaan dan kesejahtaraan bangsa. Namun demikian, di saat yang bersamaan, hal ini juga menjadi kerawanan atau vulnerability.
Perkembangan lingkungan strategis yang cepat, dinamis, dan tidak menentu, termasuk kemajuan teknologi, akan berakibat pada meningkatnya ancaman pertahanan dan keamanan di laut. Namun, TNI AL telah memiliki solusi yang efektif dan efisien untuk menghadapinya.
“Untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, TNI Angkatan Laut telah meneguhkan visi pembangunan jangka panjangnya untuk mewujudkan TNI Angkatan Laut yang modern, berdaya gentar kawasan, dan berproyeksi global”, ujar Kasal.
Lebih lanjut dijelaskan visi tersebut sesuai dan mendukung visi pembangunan postur pertahanan negara maupun visi Indonesia Emas 2045 yang tertuang pada RPJPN. Modern mengandung makna bahwa TNI AL harus memiliki keunggulan personel, alutsista, dan teknologi yang mutakhir, serta tata kelola yang efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya.
Berdaya gentar kawasan memiliki arti bahwa TNI AL harus memiliki daya tangkal dan daya gempur atau fire power yang tinggi serta pengalaman operasi merespon situasi krisis di kawasan indo-pasifik.
Sedangkan berproyeksi global dimaksudkan sebagai kemampuan tni angkatan laut untuk beroperasi jauh di luar perairan yurisdiksi nasional secara konsisten guna melindungi kepentingan nasional indonesia.
Oleh karena itu, Kasal menyampaikan beberapa rekomendasi diantaranya peningkatan kesadaran bersama akan pentingnya pertahanan di bidang maritim, peningkatan anggaran yang sesuai untuk membangun kekuatan maritim yang dibutuhkan untuk menjaga kepentingan nasional Indonesia di laut, dan peningkatan kolaborasi dan kerja sama dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan laut dengan seluruh komponen bangsa.
“Developing competency and capability is the best deterrent to malign intent; hence, human capital development is crucial, and so is pursuing quality over quantity,” pesan Kasal. (RED/BM)***