Jakarta – Kepala Pusat Kerja Sama Internasional TNI (Kapuskersin TNI) Laksma TNI Donny Suharto, S.H., M.Tr.Opsla., memimpin pelaksanaan Rapat Kerja Teknis Kerja Sama Internasional TNI (Rakerniskersin TNI) Tahun Anggaran 2025 yang digelar di Aula Satpamwal Denma Mabes TNI, Rabu (26/11/2025). Rakernis tahun ini mengusung tema “Evaluasi Kersin untuk Peningkatan Kemampuan Diplomasi Militer TNI.”
Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kerja sama internasional TNI serta memperkuat arah diplomasi pertahanan dalam menghadapi dinamika geopolitik global dan kawasan. Rakernis Kersin diikuti oleh para pejabat perwakilan dari tiga matra dan unsur terkait di lingkungan Mabes TNI serta Perwira Staf Puskersin TNI sendiri.
Dalam sambutannya, Kapuskersin TNI menegaskan pentingnya Rakernis sebagai wadah penyamaan persepsi, perumusan kebijakan, dan penguatan kapabilitas diplomasi militer.
“Forum ini memiliki makna penting sebagai ruang policy dialogue, strategic alignment, dan knowledge exchange bagi seluruh pemangku kepentingan kerja sama internasional TNI. Dalam konteks pertahanan modern, kemampuan melakukan diplomasi militer yang terarah, berbasis data, dan responsif terhadap perubahan global merupakan sebuah keharusan strategis,” ungkapnya.
Kapuskersin TNI juga menyampaikan analisis akademik terkait perkembangan lingkungan strategis global yang kini berada dalam situasi volatil, uncertain, complex, dan ambiguous (VUCA). Persaingan kekuatan besar di Indo-Pasifik, konflik berkepanjangan di berbagai kawasan, disrupsi teknologi seperti AI generatif dan autonomous weapon systems, serta ancaman non-tradisional menjadi faktor yang harus diantisipasi TNI dalam merumuskan arah kerja sama internasional.
Lebih lanjut, Kapuskersin menyoroti kondisi regional Indo-Pasifik yang tengah memasuki fase sangat menentukan, termasuk dinamika Laut Cina Selatan, isu Selat Taiwan, konflik domestik Myanmar, serta rivalitas India–Pakistan. Indonesia, menurut Kapuskersin, perlu menghadirkan kebijakan luar negeri yang pre-emptive, konstruktif, dan kredibel, sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif sebagai instrumen untuk menjaga otonomi strategis dan stabilitas kawasan.
Terkait arah kebijakan pertahanan, Kapuskersin juga menegaskan bahwa era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memberi penekanan pada diplomasi pertahanan yang proaktif, modernisasi postur TNI yang sejalan dengan kerja sama internasional, serta kemitraan yang selektif dan berorientasi pada peningkatan kapabilitas TNI.
Dalam konteks ini, Kapuskersin TNI menegaskan peran strategis Puskersin TNI dalam mencetak diplomat militer yang adaptif dan kompeten melalui pembinaan profesi, peningkatan kemampuan analitis, penguasaan negosiasi, serta pemahaman geopolitik kawasan.
“Kita memiliki tanggung jawab bersama untuk menyelaraskan pemahaman strategis lintas angkatan, mengevaluasi efektivitas kerja sama internasional, dan membangun kerangka diplomasi pertahanan yang adaptif terhadap pergeseran geopolitik. Penyusunan Grand Strategy Diplomasi Militer TNI menjadi kebutuhan mendesak agar setiap langkah kerja sama memiliki nilai strategis, selaras dengan kepentingan nasional, mendukung daya tangkal TNI, dan memperkokoh posisi Indonesia sebagai credible regional actor,” imbuhnya.
Rakernis Kersin TNI TA 2025 diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang memperkuat peran TNI dalam diplomasi pertahanan, baik melalui confidence building, deterrence non-konfrontatif, military-to-military engagement, hingga kontribusi aktif dalam operasi perdamaian dunia, latihan bersama, pertukaran perwira, dan respons kemanusiaan internasional.
Sebagai penutup, Kapuskersin TNI mengajak seluruh peserta Rakernis untuk berpartisipasi secara aktif dan memberikan rekomendasi konstruktif bagi peningkatan efektivitas diplomasi militer TNI di tengah dinamika global yang terus berkembang.












