Kasal Ajak Pati TNI AL Berlakon di Pergelaran wayang “Pandowo Boyong” dalam upaya lestarikan budaya

Bisnismetro.id, JAKARTA – Sebelum dilantik oleh Presiden RI menjabat Panglima TNI, Kasal Yudo Margono memiliki darah seni dan misi membuat pergelaran wayang orang dengan lakon “Pandowo Boyong” yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, sebagai upaya melestarikan budaya. Agenda yang telah disusunnya sejak dua bulan lalu nantinya akan dengan melibatkan beberapa Pati, ratusan personel TNI AL serta beberapa bintang profesional lainnya untuk berlakon di ‘Pandowo Boyong’.

“TNI Angkatan Laut bertekad ambil bagian dalam usaha melestarikan berbagai kekayaan budaya bangsa melalui tindakan-tindakan yang nyata, salah satunya dengan menggelar pertunjukan wayang orang,” kata Yudo saat Peluncuran Pergelaran Wayang Orang di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat(9/12/2022).

Pergelaran wayang orang yang rencananya dilaksanakan pada 15 Januari 2023 itu dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera.

Kegiatan itu merupakan kerja sama TNI AL dengan Laskar Indonesia Pusaka (LIP) serta didukung Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Laksamana Yudo mengatakan sejak lama bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan kebhinekaan budayanya yang luar biasa.

Salah satunya adalah wayang orang yang merupakan pertunjukan budaya yang menjadi jejak olah pikir, olah rasa, dan olah jiwa dari para leluhur yang penuh dengan filosofi dan ajaran kehidupan.

Menurut Kasal, sudah seharusnya kebudayaan tersebut dipelihara dan dijaga kelestariannya bersama.

Ia menambahkan menjaga kelestarian budaya asli nusantara tersebut menjadi sangat penting dilaksanakan di tengah serbuan budaya asing sebagai dampak globalisasi, kemajuan teknologi, informasi, dan digital.

Bangsa Indonesia, tambah Yudo, sudah seharusnya lebih memilih wayang sebagai tontonan sekaligus tuntunan dalam kehidupan.

“Akan tetapi, pada kenyataannya rakyat kita khususnya generasi muda lebih mengidolakan tokoh-tokoh superhero produk-produk negara lain dibandingkan tokoh-tokoh pewayangan. Anak-anak kita lebih mengenal Batman, Superman, bahkan Doraemon, ketimbang Bima, Janaka, maupun Ontoseno,” papar Yudo yang segera dilantik sebagai Panglima TNI.

Oleh karena itu, tambah Yudo, menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri.

Ia menambahkan pertunjukan wayang orang itu akan berbeda dan istimewa karena tidak dimainkan oleh para seniman profesional saja, tetapi juga para pejabat TNI Angkatan Laut, yang tidak main-main dalam mengambil peran aktif melestarikan kesenian wayang orang.

“Karena Bima Suci pesertanya sedikit dan kita harus melibatkan para prajurit. Sehingga kita ubah menjadi lakon ‘Pandowo Boyong’. dengan ini bisa merekrut prajurit kita untuk ikut andil, di dalam lakon tersebut,” kata Yudo kepada wartawan di Mabesal.

Dengan melibatkan sekitar 480 personel yang diantaranya ada empat Perwira Tinggi (Pati) TNI AL, semisal Prabu Puntadewa diperankan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Heru Kusmanto hingga tokoh Jayajarata diperankan Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono.

Sementara Yudo sendiri yang bakal memerankan tokoh Bimasena. Lantas, saat dikulik soal pesan tersiratnya alasan melibatkan sejumlah Pati. Yudo enggan menjawabnya dengan lugas saat adanya kemungkinan memboyong (membawa) para perwira dari TNI AL ke Mabes TNI saat menjabat Panglima nantinya.

“Ya boleh juga pendapat-pendapat ini silahkan saja namanya boyong. Dulu ini juga pernah saya gunakan di armada waktu itu Pangkowilhan wayang kulit lakon Pandowo boyong waktu itu dalangnya pak almarhum Pak Manteb Soedharsono,” kata dia.

Meski tidak menjawab lugas, tetapi soal budaya seni ini, Yudo seraya memastikan jika kegiatan seperti ini bakal dibawanya ketika menjabat sebagai Panglima TNI. Karena, sebagai seorang yang menyukai seni dia mengaku itu sudah menjadi hal yang tidak bisa dibatasi.

“Jadi namanya orang seni gabisa dibatasi, tentunya akan muncul ide baru, ya mudah mudahan di sana nanti (Mabes TNI), di sana juga ada gongnya itu, nanti jangan sampai malah dengan angkatan laut,” katanya.

“Di sana (Mabes TNI) ada gamelannya juga ya mungkin nanti masih ada pemainnya coba nanti kita gali kembali, ya disana barangkali ada, ya kita bentuk kesenian,” tambah dia.

Alasan rencananya tetap membawa seni saat menjabat sebagai Panglima TNI, juga menjadi bentuk wadah bagi para prajurit dalam berekspresi termasuk menyalurkan hobi yang positif salah satunya dengan seni wayang.

“Saya kira para prajurit walaupun prajurit tapi saya yakin mereka juga ada yang memiliki jiwa seni, kadang kadang untuk mengungkapkan mereka bingung, komandannya mungkin ga hobi, nah mereka bingung. Nah tentunya yang hobi hobi ini seperti mereka (diwadahkan),” terangnya.

Di samping itu, Yudo juga merespon apakah ada pesan dibalik alasannya dirinya memerankan tokoh Bimasena yang memiliki watak keras dalam lakon ‘Pandowo Boyong’. Meski tak ada maksud, namun tokoh itu pun ia amini punya watak keras sebagai pemimpin.(***)