Manfaat Program Analog Switch Off (ASO) Sangat menjanjikan Bagi Pelaku Usaha Online

Berita Utama, Ekonomi294 Dilihat

Bisnismetro.id, JAKARTA – Beragam manfaat bisa didapatkan oleh masyarakat melalui program Analog Switch Off (ASO) yang telah dilakukan pemerintah sejak 2 November 2022 lalu, termasuk dalam bidang usaha. Terutama, untuk masyarakat yang menggeluti usaha secara daring atau online melalui media sosial maupun marketplace.

Demikian disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, saat menjadi narasumber dalam diskusi publik virtual yang digelar Kominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Sosialisasi ASO dan Seremoni Penyerahan Bantuan STB Kementerian Kominfo RI bersama Komisi I DPR RI”, Senin (21/11/2022).

Hasbi mengatakan, jaringan internet akan lebih stabil dengan adanya ASO. Dengan begitu, kata dia, para pelaku usaha bisa menikmati kelancaran jaringan internet itu untuk promosi produknya di media sosial maupun marketplace.

“Internet yang lebih stabil dan cepat membantu penjualan secara online di sosial media maupun marketplace,” kata Hasbi.

Selain itu, menurut Hasbi, ASO juga membuka peluang lebih besar bagi setiap orang untuk menjadi content creator di kanal YouTube maupun media kanal lainnya. Kemudian, media promosi penjualan akan semakin bervariatif.

“Tumbuhnya TV swasta baru memberi lebih banyak kanal promosi di media televisi,” ujarnya.

Hasbi kemudian membeberkan cara migrasi dari TV analog ke TV digital. Yakni, dengan mengecek status siaran di tempat tinggal menggunakan aplikasi sinyal TV digital untuk melihat pemancar siaran TV digital di sekitar rumah, tingkat kekuatan sinyal, dan program siaran digital yang sudah diterima.

“Batas akhir ASO yakni 2 November 2022 terdiri dari delapan kabupaten/kota pada 30 April 2022, 14 kabupaten/kota di Jabodetabek, 32 kabupaten/kota, 173 kabupaten/kota,” bebernya.

Narasumber lain, Staf Khusus Menkominfo, Phillip Gobang, mengatakan, Indonesia telah melewati perjalanan panjang untuk melakukan migrasi ke TV digital. Pada 2022 ini, kata dua, merupakan momentum yang sangat penting di mana migrasi ke TV digital yang juga menjadi amanat dari UU Cipta Kerja.

Bantuan STB untuk masyarakat miskin ekstrim, lanjut Gobang, diberikan oleh penyelenggara multipleksing atau pemerintah. Rumah tangga miskin extreme penerima bantuan STB adalah mereka yang terdaftar dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan

Sosial) dan tercantum dalam desil 1 Data Percepatan Penasaran Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE).

“Selain itu, rumah tangga miskin extreme tersebut harus

memiliki perangkat TV analog, menikmati siaran TV terestrial dan berada pada cakupan siaran TV digital terestrial. Satu rumah tangga miskin hanya menerima satu bantuan STB,” kata Gobang.

Gobang menjelaskan, cara beralih ke TV digital sangat mudah. Bila televisi di rumah tergolong Smart TV (dengan tuner DVBT2), maka sudah pasti bisa langsung menangkap siaran TV Digital.

“Cukup lakukan pencarian ulang sinyal, Smart TV otomatis akan menangkap siaran digital. Bila pesawat televisi analog lama di rumah anda belum bisa langsung menangkap siaran TV Digital, maka perlu alat bantu STB yang berfungsi semacam converter untuk mengubah TV analog menjadi siaran TV digital,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, Kominfo telah memetakan 6,7 juta keluarga kurang mampu yang memenuhi syarat memperoleh STB gratis. Berdasarkan pasal 85 PP Postelsiar, STB digital gratis hanya diberikan kepada rumah tangga miskin yang masih menggunakan TV analog.

Sementara, Kepala Bidang Informatika dan Komunikasi Kabupaten Muaro Jambi, Iksan, mengatakan, STB untuk wilayah Jambi diberikan sejumlah 39.555 STB dengan prioritas rumah tangga miskin. Menurutnya, ada 11 kecamatan yang mendapatkan STB di kabupaten tersebut.

Untuk rinciannya, lanjut dia, yakni Jambi luar kota dengan jumlah penduduk 71.827, kebutuhan 1.812 dan presentasi

kebutuhan 3 persen, Sekernan jumlah penduduk 46.289, kebutuhan 1.382, presentasi kebutuhan 3 persen, Kumpeh jumlah penduduk 25.126, kebutuhan 1.516, presentasi kebutuhan 6 persen.

Selanjutnya Maro Sebo jumlah penduduk 22.024, kebutuhan 932, presentasi kebutuhan 4 persen, Mestong jumlah penduduk 41.054, kebutuhan 1.226, presentasi kebutuhan 4 persen, Kumpeh Ulu jumlah penduduk 60.649, kebutuhan 1.696, presentasi kebutuhan

3 persen, Sungai Bahar jumlah penduduk 29.043, kebutuhan 996, presentasi kebutuhan 3 persen.

Lalu Sungai Gelam jumlah penduduk 72.575, kebutuhan 1.539, presentasi kebutuhan

2 persen, Bahar Utara jumlah penduduk 13.923, kebutuhan 846, presentasi kebutuhan 6 persen, Bahar Selatan jumlah penduduk 16.743, kebutuhan 772, presentasi kebutuhan 5 persen, dan Taman Rajo jumlah penduduk 13.568, kebutuhan 904, presentasi kebutuhan 7 persen.(***)