Ini Penampakan Surat Hasil Pengecekan Tanah yang Tutup Gang Besan Rawabuntu Serpong

Megapolitan5245 Dilihat

Bisnis Metro,TANGERANG SELATAN- Warga yang tinggal di sekitar Gang Besan, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), mengungkap kejanggalan surat berita acara hasil pengecekan tanah milik pengusaha yang menutup akses jalan dengan tembok.

Pengecekan tanah dilakukan pada Jumat 15 Juli 2022 oleh pihak kelurahan. Isi surat berita acara itu menyebutkan batas-batas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 145 Tahun 1982. Surat berita acara ditandatangani Ketua RT02, Ketua RT03, Ketua RW, Babinsa, perwakilan pengusaha, dan Lurah Rawa Buntu.

Tertera dalam surat berita acara itu batas lahan milik pengusaha, yakni sisi utara berbatasan dengan kampus Stikes Banten, sisi timur berbatasan dengan jalan, sisi selatan berbatasan dengan jalan gang (Gang Besan), lalu sisi barat berbatasan dengan Stikes Banten.

Namun tak lama kemudian, isi berita acara berubah di mana keterangan batas sisi selatan yang sebelumnya berbatasan dengan jalan gang (Gang Besan), dicoret tanpa keterangan. Hanya terlihat paraf kecil menyerupai tandatangan Lurah Rawa Buntu di samping coretan itu.

Ketua RT02 Abdul Rohmat Soleh mengatakan, dia sempat menyaksikan langsung pengecekan tanah pada hari itu di lokasi. Namun dia tak mengetahui mengapa batas wilayah dalam isi berita acara dicoret.

“Hari itu saya disuruh nunjuk-nunjuk aja batas lahannya, terus tandatangan. Kalau yang dicoret itu saya kurang tahu, kenapa bisa dicoret, karena waktu awal saya tandatangan nggak ada coretan,” katanya, Kamis (16/02/2023).

Warga Gang Besan lainnya, Fahri Mahfudin (37), menyorot kejanggalan dalam isi keterangan berita acara pengecekan tanah saat itu. Menurutnya, pencoretan batas wilayah sisi selatan dengan jalan Gang Besan penuh motif tertentu.

“Ya kan aneh, kenapa bisa dicoret tanpa ada keterangan. Awalnya ada batas dengan Gang Besan, terus dicoret, itu untuk kepentingan apa?,” katanya terpisah.

Saat dikonfirmasi, pihak Kelurahan Rawa Buntu selalu menghindar. Bahkan sejak awal kisruh penutupan tembok warga mencuat, pejabat kelurahan kompak tak ada yang mau memberi keterangan.(sg/bli)