WSKT Menangkan Tender Proyek Pekerjaan Pelabuhan Patimban Senilai Rp595 Miliar

Berita Utama, Ekonomi272 Dilihat

Bisnismetro.id, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menjadi salah satu pemenang dalam tender proyek pekerjaan di Pelabuhan Patimban dengan nilai total kontrak sebesar Rp3,7 triliun. Dalam proyek tersebut, porsi Waskita sebesar 16 persen atau Rp595 miliar.

Proyek pelabuhan yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat tersebut dikerjakan oleh 2 kontraktor Jepang dan 3 kontraktor Indonesia yang tergabung dalam joint venture (TWWHA), yaitu TOA 60% (Jepang), PT Waskita Karya (Persero) 16%, Wakachiku 10% (Jepang), PT Hutama Karya (Persero) 8%, PT Brantas Abipraya 6%. Dalam hal ini Waskita sebagai leader kontraktor Indonesia, dan TOA sebagai leader kontraktor Jepang.

Paket pekerjaan ini di bawah Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Kelas II Patimban, Kementerian Perhubungan. Pada proyek Pelabuhan Patimban ini akan dibangun terminal Kendaraan yang akan menampung 1500 kendaran peti kemas per-hari.

“Surat penetapan pengumuman pemenang sudah terbit sejak 16 Desember lalu, dan hari ini kami menyelesaikan proses penandatanganan kontrak,” ujar SVP Corporate Secretary Perseroan, Novianto Ari Nugroho dalam keterangannya, Jumat malam (30/12).

Pelabuhan Patimban digadang-gadang oleh pemerintah sebagai pelabuhan strategis untuk masa depan. Pasalnya Pelabuhan tersebut akan menjadi salah satu pelabuhan yang mengedepankan penggunaan teknologi dan sistem digital dalam pengoperasiannya.

Semua sistem nantinya akan terintegrasi secara digital dan dapat diakses secara real time sehingga proses logistik bisa lebih efisien dan tidak terjadi penumpukan.

“Secara umum Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan peti kemas dan kendaraan bermotor yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car Terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun,” tambah Novianto.

Dalam proyek ini porsi dan lingkup pekerjaan Waskita cukup banyak, yaitu meliputi quality control, quantity survey, structure, critical path method, temporary facilities dan building. “Rencananya proyek ini akan dikerjakan selama 943 hari dan akan selesai pada pertengahan tahun 2025,” tutup Novianto.(***)